Enaknya Entotin Mbak Vicky, Tetanggaku Yang Montok & Bohai
Aku
biasa dipanggil Rangga. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata
sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku
ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di
kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.
Saat
itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah
seorang wanita, Nita namanya, tapi ia biasa dipanggil Vicky. Usianya saat itu
sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Vicky. Ia bekerja
sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika
dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam
panjang sebahu.
Namun
yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah.
Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya
yang langsing.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Keindahan
tubuh Mbak Vicky tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku
tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu.
Bahkan jika Mbak Vicky memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal
lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali
aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan
keindahan tubuhnya.
Setiap
pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Vicky selalu menggunakan kaos tanpa
lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali
aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku
langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan
celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.
Kemudian
aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Vicky jika sedang bugil, rambut
vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap
pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika
keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Vicky.
Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Malam
itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah.
Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di
rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku
keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku
yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.
“Waduh
kunci terbawa Baron,” ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga.
Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah
Ferri tentu tidak sopan.
Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung
sambil jaga malam.
“Lho
masih di luar Lex..” Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Vicky
baru pulang.
“Eh
iya.. Mbak Vicky juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya. “Iya, tadi
setelah pulang kerja, aku mampir
ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.
“Kok
kamu tidur di luar Lex.”
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Anu..
Kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku. Sebetulnya aku
berharap agar Mbak Vicky memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya
Mbak Vicky membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan.
Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu
aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.
“Kenapa
Mbak, pintunya macet..”
“Iya,
memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk
memperbaikinya.” Jawab Mbak Vicky.
“Kamu
bisa membukanya, Lex.” Lanjutnya.
“Coba
Mbak, saya bantu.” Jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
Aku
mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang
membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Vicky memberiku tumpangan
tidur di rumahnya.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Kletek..
Kletek…” Akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
“Wah
pinter juga kamu Lex, belajar dari mana.”
“Ah,
nggak kok Mbak.. Maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
“Terima
kasih ya Lex,” ucap Mbak Vicky sambil masuk rumah.
Aku
agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali
tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Vicky keluar dan
menghampiriku.
“Tidur
di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Lex,” kata Mbak Vicky.
“Ah,
nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku
basa-basi.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Nanti
sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. Ayo.”
Akhirnya
aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.
“Mbak,
saya tidur di kursi saja.”
Aku
langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
“Ini
bantal dan selimutnya Lex.”
Aku
tersentak kaget melihat Mbak Vicky datang menghampiriku yang hampir terlelap.
Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
“Oh,
maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ujarku.
“Oh
nggak pa-pa Lex, telanjang juga nggak pa-pa.”
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Benar
Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
“Nggak
pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” kata Mbak Vicky
sambil masuk kamar.
Aku
tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Vicky hanya
memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh
tubuh Mbak Vicky. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian
tidur tipis itu.
Aku
juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya.
Langsung aku menghampiri kamar Mbak Vicky. Ternyata pintunya tidak ditutup dan
sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak
Vicky tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk
kamarnya.
“Kurang
hangat selimutnya Lex,” kata Mbak Vicky.
“Iya
Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.
“Ini
di sini,” kata Mbak Vicky sambil menunjuk tempat tidurnya.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Aku
berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Vicky ingin aku tidur
bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal
itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Vicky yang
tertutup kain tipis itu.
“Sudah
jangan bengong, ayo sini naik,” kata Mbak Vicky.
“Eit,
katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan
asyik,” kata Mbak Vicky saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali
ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi
kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu
penisku sudah berdiri.
“Ouww,
punyamu sudah berdiri Lex, kedinginan ya, ingin yang hangat,” katanya.
“Mbak
nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong,” kataku.
“OK
Lex, kamu mau membukakan pakaianku.”
Kembali
aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Vicky mengatakan hal
itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang
baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Vicky
penisku sudah berdiri.
“Ayo
bukalah bajuku,” kata Mbak Vicky.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Aku
segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar
menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita
bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah
Mbak Vicky benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku
langsung meremas-remas buah dada Mbak Vicky yang putih dan mulus. Tidak cuma
itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Vicky
rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi
berdiri.
“Oh,
Lex nikmat sekali rasanya..”
Aku
terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh
tubuh Mbak Vicky. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat
Mbak Vicky. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas.
Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Vicky
yang merah.
“Lex,
kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
“Ah
ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,”
jawabku.
Aku
terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Vicky. Aku menunduk hingga kepalaku
menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak
Vicky. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium
dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Vicky. Sehingga
dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Vicky.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Naik
ranjang yuk,” ucap Mbak Vicky.
Aku
langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Vicky tidur dengan
terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang
menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam
menjilati vagina Mbak Vicky. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau
harum.
Mungkin
Mbak Vicky rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan
klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Vicky
menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha
mulus itu terasa hangat dan nikmat.
“Masih
belum puas menjilatinya Lex.”
“Iya
Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.”
“Ganti
yang lebih nikmat dong.”
Tanpa
basa-basi kubuka paha mulus Mbak Vicky yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu
yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat,
kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Vicky.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Oh,
Mbak ini nikmatnya.. Ah.. Ah..”
“Terus
Lex, masukkan sampai habis.. Ah.. Ah..”
Aku
terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk
semua ke dalam vagina Mbak Vicky. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun
dan maju mundur.
“Mbak
Vicky.. Nikmaat.. Oh.. Nikmaattt seekaliii.. Ah..”
Semakin
lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Vicky semakin
menggeliat keasyikan.
“Oh..
Ah.. Nikmaatt.. Lex.. Terus.. Ah.. Ah.. Ah..”
Setelah
beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Vicky memintaku menarik penis.
Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu
penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Vicky memegang kendali
permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.
Aku
kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Vicky. Hangat sekali rasanya,
mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia
mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia
bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.
“Oh..
Mbak Vicky.. Nikmaaatt sekali.. Hangat dan oh..”
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Sambil
merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Vicky. Jika
ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir
Mbak Vicky.
“Oh
Lex punyamu Oke juga.. Ah.. Oh.. Ah..”
“Punyamu
juga nikmaaat Mbaak.. Ah.. Oh.. Ah…”
Mbak
Vicky rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku
merasakan vagina Mbak Vicky mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi
gerakan Mbak Vicky disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa
penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.
“Mbak
Vicky.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
“Eh..
Ahh.. Ooohh.. Lex.. Asyiiikkk.. Ahh.. Ennakk.. Nikmaaatt..”
Setelah
dengan gerakan turun naik, Mbak Vicky melepas penisku. Ia ingin berganti posisi
lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya
bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.
Sebelum
kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke
lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat
Mbak Vicky kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.
Yuk Join di Situs JawaPoker88
“Lex,
ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Vicky.
Kelihatannya
ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
“Eh
iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.
Kemudian
aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di
lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak
Vicky. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus
menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.
“Oh..
Aah.. Lex.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. Nikmaaatt Lex.. Terus.. Lebih keras Lex…”
“Mbak
Vicky.. Enak sekaliii.. Niiikmaaatt sekaaliii..”
Kembali
aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Vicky membasahi penisku. Cairan itu
membuat vagina Mbak Vicky bertambah licin. Sehingga aku semakin keras
menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Vicky berkelonjotan, ia
memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah
orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.
“Mbak..
Aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Kutarik
penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna
putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Vicky yang masih menungging. Aku
meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan
sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Vicky.
“Oh,
Mbak Vicky.. Mbaak.. Nikmat sekali deh.. Hebat.. Permainan Mbak bener-bener
hebat..”
“Kamu
juga Lex, penismu hebat.. Hangat dan nikmat..”
Kami
berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati
permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami
terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.
“Kamu
nggak sekolah Lex,” tanya Mbak Vicky.
“Sudah
terlambat, Mbak Vicky tidak bekerja?”
“Aku
masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”
Yuk Join di Situs JawaPoker88
Kemudian
Mbak Vicky pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat
mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri,
tubuh Mbak Vicky tetap nikmat.
Akhirnya
pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi
sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama
aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.
Kini
saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu.
Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Vicky dan
kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau
aku tidur di rumah Mbak Vicky, orang tuaku tidak tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar