Halaman Khusus Untuk Pecinta Cerita Sex, Video Sex, dan Foto Sex

Hot Topic

Sabtu, 05 Mei 2018

Kuat nya Om Edo, Entotin Dua Cewek Sampe Lemessss

Ada rekomendasi Poker Online dengan Winrate Tinggi Yaitu HEBOHQQ


BUKTI ID PRO HEBOHQQ

UNTUK LINK ID PRO KLIK DI SINI

Kuat nya Om Edo, Entotin Dua Cewek Sampe Lemessss

Cerita kali ini bakal coba membicarakan tentang kisah seks yang seru dan heboh. Pemerintah sendiri pun menyarankan untuk tidak sedikit membaca, nah untuk tersebut mari anda baca sama-sama bagaimana serunya kisah seks abg inilah ini.

Ah.Om-om telah pernah aku coba,kadang tu aku sehingga kwalahan abis Dedek nya om powerful banget,aku jadi merem melek.Ada pun yang telah klenger sebelum aku menjangkau orgasme.Saatnya berburu lagi om-om asyik juga,kadang kantongnya tebel lumyan bikin isi perur dan shoping di mall habisin masa-masa libur bareng teman.

Bulan ini sesudah sempat berkumpul-kumpul di cafe aku dan teman-temen sepakat guna berlibur di sebuah tempat.Aku dan temen2ku, Lina dan Sintia, weekend kesudahannya di setujui guna meluncur ke Anyer. Sintia nyewa cottage disana ya untuk dapat happy tentunya’. Kali ini mereka berdua gak bawa pasangannya masing2 tersebut ada maksudnya, sebab memang anda ber3 mo berburu om om. Sebenarnya mereka mo bawa pasangannya, tapi sebab aku gak punya pasangan tetap, gak jadi deh. 

“Kamu sih Nes, gak punya pasangan tetap”, protes mereka. 
“Ngapain punya pasangan tetap, tidak sedikit kok pria yang mo buat Ines klepek2 sampe lemes”, aku membela diri. 

Akhirnya mereka mengalah. Kita nyampe di Anyer Jumat sore, tidak sedikit juga pria yang kemudian lalang di pantai didepan cottage yang dicarter Sintia. Ada yang bawa pasangan, tapi tidak sedikit juga yang sendirian. Segera kami ber3 menggunakan seragam mesti buat mejeng, bikini yang minim dan seksi. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Kami bermain2 di pantai seraya melirik pria ganteng yang mondar mandir disana. Segera saja Lina dan Sintia bisa pasangan, mereka langsung cabut dengan pasangannya masing2 meninggalkan aku sendirian. Memang kalo pergi ber3, aku tidak jarang kali yang sangat akhir dapet pasangan. Aku berbaring saja di kursi yang tidak sedikit tersedia dipantai, sampe kesudahannya ketiduran.

Aku terkejut saat ada yang menyenggol2 kakiku. Aku membuka mataku. Ada seorang pria ganteng, badan tegap, pokoknya tipeku bangets deh, bertelanjang dada melulu mengenakan celana pendek gombrong. 

“Halo, aku Edo. Sori ya membangkitkan kamu. Kok sendirian sech”, tanyanya. 

“Saya Ines. Tadi sih datengnya ber3, teetapi temen2 Ines pergi gak tau kemana sama pasangannya masing2. Jadi Ines sendirian deh, sampe ketiduran. Om pun sendiri, eh boleh kan manggil om”, jawabku. 

“Boleh aja, inginkan gak anda nemenin om”. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

“Emangnya om pun sendirian ya kemarinya, tersebut mah diniatin sebab disini tentu om pun nyari pasangan, nyarinya yang abg kan om?”.

“Ah dapat aja kamu. Om kemari sama pasangan kok, sama istri. Gini Nes, om inginkan terus terang. Istri om pengen banget ngeliat om ngentot ama prempuan lain”.

Dia terdiam sejenak memandangiku, menyaksikan apa responsku terhadap keterus-terangannya. “aku melulu tersenyum2 saja. 

“Kok hanya senyam senyum Nes, anda mau gak ama saya dan istri, threesome gitu Nes”. 

Aku senang aja dapet tawaran laksana itu, seringkali kalo aku ber threesome, lelakinya 2 sampe aku termehek-mehek (kaya acara tv aja yach) ngeladeninya. Aku sih gak yakin tersebut istrinya, paling pun TTM nya, namun siapa perduli. 

“Ok om, Ines inginkan deh”. “ener ya Nes, terima kasih deh”. 

“Kok om milih Ines sih, tuh disana ada sejumlah cewek yang kelihatannya abg juga”. 

“Om dah survei mereka, om sreknya sama anda Nes, om napsu banget liat kamu. Bikini anda minim banget, toket anda besar lagi. Jembut anda lebat ya Nes”. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

“Kok om tau sech”. “La iyalah, bulutangan ama bulukaki anda panjang2, terus anda ada kumisnya. Pasti jembut anda lebat banget, dan pun napsu kamu pun besar kan. Kamu tentu gak puas hanya maen 1 ronde. Iya apa iya?”

“Om dah empiris rupanya ya”. 

“Yuk deh ke cottage om, istri om dah nunggu disana”. 

“Istri apa istri sih om”, godaku. Dia melulu senyum2 saja mendengar godaanku. Aku digandengnya ke cottagenya, melewati cewek2 abg yang lagi bercanda2, mereka semua pun berbikini. 

“Om, gak jadi nih ngajak kita?’, mereka mengganggu om Edo.

Sesampainya di cottagenya, terdapat seorang wanita, belum tua namun yang tentu bukan abg dan jauh lebih tua dari aku, pun berbikini. 

“Ini Lina, istri om”. “

Saya Ines tante”. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

“Jangan panggil aku tante, belum tua kok dipanggil tante, panggil nama aja biar lebih akrab”, protesnya. 

Lina tubuhnya tinggi semampai, lebih tinggi dari rata rata perempuan Indonesia. Kulitnya mulus, berwarna kuning langsat (kenapa mesti kuning ? apa tidak terdapat warna lain? He.. he.. heee), wajahnya bernuansa oriental. Tapi anehnya kenapa toketnya besar ya ? Biasanya tipe tipe seperti tersebut kan toketnya ingin kecil. Ukuran bra nya 34C (sama dong laksana aku). 

Toketnya yang besar tampak bergelayutan seakan bakal mau meloncat dari dalam bra bikini nya. Pentilnya kelihatan jelas tercetak sebab branya tipis. Perutnya rata bener, barangkali belum punya anak, lagipula dengan berlian yang ditindikkan di pusarnya sebentar sebentar cemerlang bila dia menggerakkan tubuhnya. Sedangkan pahanya, alamak, betul betul paha peragawati, mulus sekali. Belum lagi matanya yang redup sayu menciptakan laki laki yang ditatapnya merasa laksana dipanggil guna mendekat.

Kamipun pergi ke belakang cottage. Rupanya om Edo mencarter cottage yang ada kemudahan kolam renang individu yang tertutup dari pandangan orang lain. Ditepi empang renang ternyata telah dipersiapkan semacam kasur angin ( laksana yang diiklankan di TV tersebut lho ).Disampingnya terdapat meja taman yang diatasnya terletak buah buahan, sebotol wine dan sejumlah botol soft drink. Tentu saja ada pun tiga buah gelas kristal yang cantik. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Tapi aku tidak tertarik dengan seluruh itu, sebab setiba ditepi empang renang, buru buru aku mencemplungkan diri ke air. Rupanya inisiatifku dibuntuti oleh mereka berdua. Kuperhatikan kontol om Edo ternyata telah ngaceng dibalik celana gombrongnya, walaupun belum seratus persen. Tidak begitu lama kami berada diair. 

Kemudian kami bertiga duduk di kasur angin tersebut. Kini aku yang memungut inisiatif. Kudorong tubuh om Edo agar telentang dan kutarik tangan Lina guna memegang kontol om Edo. Sedang aku sendiri cepat cepat memperamainkan toket Lina dari belakang seraya menciumi belakang telinga dan kuduknya. Diperlakukan demikian, lagipula sambil memegangi kontol om Edo yang telah tambah mengeras, nafsu Lina rupanya cepat naik. 

Nafasnya agak mengejar sedang mukanya telah mulai memerah. Melihat tersebut om Edo mulai bertindak mengambil alih permainan. Sambil merebahkan tubuh Lina dikasur, aku diajak menghisap menciumi toket Lina dari luar branya, sedang dia mulai menciumi paha sebelah dalam Lina, terus keatas, hingga ke wilayah nonoknya. Sedang tangannya yang kiri mulai menggerayangi nonokku yang pun sudah mulai gatal. Permainan tidak dilangsungkan lama, om Edo segera melepas bikini Lina sampai-sampai Lina kini bertelanjang bulat. 

Toketnya yang besar dan kencang dihiasi dengan sepasang pentil yang pun sudah mengeras. Jembutnya pun lebat, walaupun tidak selebat jembutku. Kemudian dia mencungkil bikiniku, sangat akhir dia melepas celana gombrongnya. Kontolnya yang telah ngaceng dengan kerasnya, berdiri mengangguk2, panjang dan besar sekali. Sampai dibelahan nonok Lina, tanpa basa basi mulut om Edo langsung menyerbu dan menjilat jilat seraya menghisap hisap itil Lina. Lina langsung menggelinjang hebat. Mulutnya mulai mendesis 

“Ouccggghhh…….” 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Om Edo sadar bahwa dia mesti memuaskan dua orang cewek secara bergantian dan berkali kali, maka tanpa melemparkan waktu lebih lama dia sodorkan kontolnya yang telah ngaceng penuh tersebut ke belahan nonok Lina.

Dia menggosok gosokkan ujung kontolnya ke itil dan bibir nonok Lina. Tentu saja urusan itu membuat Lina bergelinjang tidak keruan. Lina langsung memegang kontol om Edo yang spektakuler besar tersebut untuk dimasukkan kedalam nonoknya. Tidak mudah, mungkin sebab nonok Lina masih sempit. Aku jadi semakin yakin bahwa Lina bukan istri om Edo. Kalo dia istrinya, mestinyaom Edo tidak susah untuk menenggelamkan kontol gedenya di nonok Lina. Maka, seraya menghisap hisap toket Lina, jari jari nya membantu membuka bibir nonok Lina supaya dapat dilalui kontolnya.

“Uuuccchhh…..mmmhhhh “ rintih Lina menyangga rasa nikmat. 

Tak berapa lama kontol om Edo sukses juga menyeruak kedalam nonok Lina, walaupun baru sekedar kepala dan separo batangnya saja. Itupun sudah menciptakan Lina menjerit tertahan menikmati nikmat . 

“Oouugghhhh…maas, tteerruuussss ….. oouughhh … eennnaakkkk… “ celotehnya. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Mukanya jadi merah membara, matanya membeliak beliak keatas, pahanya kian dilebarkan dan pinggulnya diusung angkat keatas. Walaupun mulutnya masih terus menghisap hisap toket Lina, tersiar bisikannya padanya “ Goyang Lin, goyang pantatmu agar kontol ku cepat dapat masuk seluruhnya “ Diapun menggoyang goyangkan pantatnya diringi dengan hunjaman keras kontol om Edo, maka blesss… amblaslah seluruh batang kontol om Edo. 

“Aaarrggccchhhh……” pekik Lina 

“Maas…… kkontttoll mu ……mmmhhhhh…eennaakkk sseekkalliii….” 

Setelah tersebut om Edo kian giat menghunjam hunjamkan kontol besarnya ke dalam nonok Lina yang kian menggelinjang gelinjang dengan hebatnya. Tubuhnya yang telah basah dengan air tersebut makin basah lagi bercampur dengan keringat, sedang selangkangan dan jembutnya kian basah dengan cairan yang mulai terbit dari lubang nonoknya. Matanya kian membeliak beliak seraya mulutnya yang mungil tersebut ternganga nganga.

Akupun mulai berinisiatif lagi, lidahku mulai menjilati muka Lina, bibirnya, turun ke leher, dan kesudahannya ke toketnya yang besar tersebut lagi. Tentu saja urusan itu membuat tubuh Lina yang telanjang tersebut makin menggelinjang. 

Kurang dari separuh jam Lina kami perlakukan demikian saat tiba mendarat tangan Lina yang kanan memegang erat erat erat tanganku, sedang tangannya yang kiri mendekap erat erat pinggang om Edo. Sambil mengusung pinggulnya tinggi tinggi orgasmenya meledak diriringi teriakannya.

“Aaaarrrggghhh… Maaas ….oooccchhhhhhh……” 

Linapun terkapar seraya tangannya memegangi kontol om Edo yang pasti saja belum orgasme. Lina rupanya tidak hendak cepat cepat kehilangan kontol tersebut dari nonoknya.

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Aku terpana sekali menonton adegan itu. Tangankupun tanpa sadar telah membelai elus nonok dan itilku sendiri. Tetapi sadar bakal tugasnya guna memuaskan diriku juga, maka dengan halus om Edo mencungkil kontolnya dari nonok Lina dan mengacungkannya padaku. Tentu saja urusan tersebut kusambut dengan bahagia, kupegang kontol tersebut kuusap usap, kucium lantas ku hisap hisap seraya kutelan saldo cairan dari nonok Lina yang menempel sampai bersih. 

Akupun hendak memamerkan kepiawaianku ngentot untuk Lina, maka sesudah menghisap hisap kontol om Edo, kusuruh dia istirahat telentang sampai-sampai kontolnya mencuat keatas. Akupun segera menungganginya sambil berjuang memasukkan kontol om Edo kedalam nonokku, dan bleessss… masuklah kontol om Edo seluruhnya. 

Aku tergelinjang saat ujung kontol om Edo menyentuh bagian sangat sensitive didalam nonokku, namun kuusahakan bagian tersebut tidak tersentuh dulu, agar perngentotan ini berlangsung agak lama. Beberapa ketika menaik turunkan pantatku diatas tubuh om Edo. Ternyata Lina menyimak adegan ini, dan dengan mata terbelalak seraya mulutnya terbuka, dia bangkit duduk guna menyaksikannya lebih dekat. 

“Hisap pentil toket om Edo, Lin.. “ suruhku pada Lina. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Tentu saja Lina menurut, dan seraya menungging dihisap hisapnya pentil toket om Edo. Kesempatan ini rupanya dimanfaatkan oleh om Edo. Sambil merem melek keenakan, dia mulai mempermainkan itil Lina, dipencet pencetnya, digosok gosoknya, sampai-sampai Lina menggelinjang gelinjang keenakan. Melihat muka Lina kian memerah, om Edo meminta persetujuanku untuk menyelesaikan hasrat birahi Lina lagi. “Percayalah, aku tidak bakal sampai ngecret ….” bisiknya. Akupun mengangguk setuju.

Kemudian dengan lembut toket Lina didorong sampai-sampai dia rebah telentang. Om Edopun mengawali lagi aksinya. Disedot sedotnya itil Lina seraya dijilat jilatnya dengan rakus. Aku kian terpana menyaksikan wajah Lina yang menerbitkan ekspresi yang susah untuk kuceritakan. Pokoknya ekspresi guna meminta segera dientot lagi. 

Mungkin om Edo sadar bahwa masih terdapat tugas selanjutnya yakni mengentotiku, maka tanpa buang buang masa-masa segera diacungkannya kontolnya ke mulut Lina. Agak kikuk Lina menerima pemberian itu, tetapi sebab tadi dia melihatku, membelai elus, menjilat jilat dan menyedot nyedot kontol om Edo, maka diapun berusaha melakukan demikian. 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Hampir tidak masuk kontol om Edo kedalam mulut Lina yang mungil itu. Setelah sejumlah saat dihisap hisap, lantas om Edopun menarik keluar kontolnya dari mulut Lina dan langsung mengarahkannya ke tengah lobang nonok Lina dan …bleeesss………karena nonok Lina telah banjir, melulu dengan sedikit kendala kontol om Edo telah amblas seluruhnya kedalam lubang nonok Lina dan…..

”Ooouuuggghhhhh…….” Pekik Lina lirih 

“ Teerruuuusssss……maaas….. ggennjjot llaggiiii ……..” pinta Lina seraya merem melek dan wajahnya memerah padam. Tanpa melemparkan buang masa-masa om Edopun langsung memompakan kontol besarnya secara cepat dan bertubi tubi didalam lubang nonok Lina. 

“Ughhhh….. ughhhhh….” 

Terdengar rintihan nikmat Lina dipadu dengan bunyi kontol om Edo terbit masuk nonok Lina yang kian banjir itu. Rupanya om Edo hendak perngentotan ini cepat berlalu maka kian kencanglah kontolnya menyodok nyodok lubang nonok Lina. 

Rupanya sebab termasuk kelompok pemula dalam blantika perselingkuhan maupun tehnologi persetubuhan, Lina masih bersumbu pendek dan cepat menjangkau puncak birahi sebab belum separuh jam, mendarat tiba tubuh Lina mengejang, pinggulnya diusung tinggi tinggi sembari tangannya mendekap erat pinggang om Edo maka ……

“Maaas… akkuuu ……. nyampeeee….. “ 

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Dan seiring dengan tersebut tangannya memeluk kian erat tubuh om Edo seolah tidak inginkan lepas lagi. Beberapa saat lantas barulah dia terbaring dengan lemas dibawah tubuh telanjang om Edo. Om Edopun tersenyum seraya melirik kearahku dan tangan nya membelai elus rambut Lina. Rupanya Linapun keasyikan diperlakukan demikian.

Dengan lembut ditinggalkannya Lina yang telentang manja dan langsung menghampiriku. Akupun tahu diri, segera kutelentangkan diriku, kubuka pahaku lebar lebar seraya kutekuk lututku keatas. Tanpa basa basi om Edo langsung menyerbu diriku dan memasukkan kontolnya ke lubang nonokku. Jago benar dia, tusukan kontolnya dapat persis ditengah tengah lubang nonokku. Tentu saja aku tergelinjang menerima tusukan yang mendarat tiba itu. 

Dan dengan nafsu yang membara sebab sempat tertunda tadi, maka kulayani om Edo dengan sepenuh keahlianku. Kuempot empot kontol om Edo dengan nonokku, dan kugoyang goyang dengan hebat, sampai-sampai walaupun memakan masa-masa agak lama dan menerbitkan suara crot … crot … crot sekitar separuh jam lebih, maka om Edo dan akupun secara bersamaan melayang ke langit biru yang diselimuti kesenangan dan …..

”Ugghhhhh..ughhh….. om, Ines….. mmmau….. nyampee….. ogcchhhhh……..” 

“Aakkuuu….. jjuggaa…..mo ngecret, Nes……. aayyoo….bbaarrreeennggggggg…..” 

“Ukkhhh… acchhhhh….. mmhhhhh…..” dan ……..sshhyyuuuurrrrrrrr…… 

Seperti semburan Lumpur hangat lapindo di Sidoarjo sana nonokku dan kontol om Edo secara bareng sama menyemburkan cairan kenikmatan tidak sedikit sekali. Kontol om Edo tetap aku jepit erat erat dengan nonokku sampai-sampai seluruh pejunya berakhir tertelan kedalam lubang nonokku. Tubuhku dan tubuh om Edo berdekapan erat sekali seraya bibir kami berpagutan.

Yuk Join di Situs JawaPoker88

Tentu saja urusan semacam ini belum pernah dirasakan dan disaksikan oleh Lina. Dengan suasana terengah engah aku lirik Lina duduk bersimpuh dekat sekali disamping kami seraya mulutnya ternganga, wajahnya merona merah seraya tanpa sadar tangannya memijit mijit itilnya sendiri. Rupanya dia amat terangsang dan ikut terhanyut dengan pemandangan didepan matanya itu. Maka acara selanjutnya kamipun mencemplungkan diri ke empang renang, berkelakar sebentar dan lantas mandi bertiga di kamar mandi. 

“Nes ….” 

Kata Lina mendarat tiba seraya merangkul bahuku dari belakang. Kurasakan kedua pentil Lina menempel di punggungku. 

“Hmmh …” sahutku. 

“Jujur aku tidak tahu mesti berterima kasih bagaimana kepadamu. Perngentotan laksana tadi sama sekali tidak pernah kubayangkan. Bermimpipun tidak pernah. Aku tidak pernah menginginkan kok perngentotan dapat mendatangkan kesenangan yang begitu hebat dalam diriku”. 

Rupanya Lina tersebut wanita yang kesepian, suaminya janrang sekali menyerahkan nafkah batin sebab sibuk dengan pekerjaannya saja. Bertemu dengan om Edo gak tau dimana, Linapun membuat angan-angan seksnya sekitar ini menjadi kenyataan. Malah dia mengharapkan ber threesome, itulah sebabnya om Edo mengajakku guna join dalam kegilaan ini. Terima kasih Lina.

Sepertinya semuanya belum puas dengan ngentot yang hanya seronde. Om Edo berbaring telanjang di kasur angin. Lina segera mengocok-ngocok kontolnya perlahan. Aku berjongkok di depannya. Lina mulai memasukkan kontol om Edo ke dalam mulutnya. Kepalanya mulai bergerak naik turun. Pipinya yang tidak banyak menonjol disesaki kontol om Edo. 

Sementara aku menciumi dan menjilati pahanya menantikan giliran. Sesaat kemudian, Lina menerbitkan kontol om Edo dari mulutnya, dan aku langsung meraihnya dengan bernafsu. Kujilati terlebih dahulu mulai dari kepala hingga ke pangkal batangnya, dan perlahan aku mulai menghisap kontol om Edo. 

Om Edo unik Lina dan menciuminya. Linapun menjawab pagutan om Edo. Ciuman dan jilatannya kemudian berpindah ke pentil om Edo, sedangkan kontolnya masih menjejali mulutku. Segera om Edo unik Lina kedalam pelukannya. Om Edo menjilati pentilnya. 

“Ahh…ssstt…” erangan nikmat terbit dari mulut Lina. Erangan ini semakin keras terdengar ketika jari om Edo mengusap-usap nonoknya.

“Sebentar ya Nes..”kata om Edo sambil menarik keluar kontolnya dari mulutku. 

Lina ditariknya hingga berbaring dan om Edo menunjukkan kontolnya ke nonok Lina. 

“Pelan-pelan ya mas.” desah Lina perlahan. 

Kontol om Edo mulai menerobos nonok Lina. Erangan Lina semakin menjadi. Tangannya terlihat meremas sprei ranjang. Mulutnya separuh terbuka, dan matanya terpenjam. 

“Ahhhh…ahhhh” desah Lina ketika om Edo mulai menggenjot kontolnya terbit masuk. 

Lina mulai menggelinjang menikmati kontol om Edo menghunjam ke nonoknya sedangkan aku menyaksikan adegan tersebut dengan sarat napsu. Om Edo menghentikan enjotannya dan mengubah posisi, kini Lina yang diatas. Kembali kontol om Edo menerobos nonok Lina. 

“Ahhhh….” erangnya. Lina lantas menggoyang-goyangkan tubuhnya turun naik mengocok kontol om Edo didalam nonoknya. Om Edo meraih aku kedalam pelukannya dan menghirup bibirku. Toketku diremasnya dengan gemas, pentilku mendapat giliran selanjutnya. 

“Sstttthhhh….sstttt” erangku ketika om Edo menjilati dan dengan gemas mengisap toketku. Sementara Lina masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Matanya terpejam. Om Edo memilin-milin pentil Lina sedangkan aku menjilati pentil om Edo. 

“Ahhhhh……” erang Lina panjang ketika dia nyampe. Tubuhnya mengejang sejumlah saat, lantas lunglai di atas tubuh om Edo. Om Edo menciumi pundak Lina sejumlah saat, sebelum digulingkan kesebelahnya.

“Giliranmu Nes..” katanya. Aku langsung menghentikan hisapanku pada pentilnya, dan dengan bergairah menggantikan posisi Lina. Aku menaiki tubuhnya dan kuarahkan kontol om Edo ke nonokku. 

“Ihhh..gede banget…iihhhh” desahku ketika kontolnya menerobos nonokku. 

Dengan bernapsu aku menggoyang-goyangkan tubuhku. Toketku berguncang-guncang ketika aku mengenjotkan pantatku turun naik. Terkadang om Edo unik tubuhku supaya dia dapat menghisapi pentilku. Bosan dengan posisi ini, om Edo mohon aku menungging seraya memegang tepian unsur kepala ranjang. Disodokkannya kontolnya pulang ke dalam nonokku. Aku pulang mengerang.

“Ihh..ihh..” desahku ketika dienjot dari belakang. Lina tak berkedip menyaksikan aku dientot secara doggy-style. 

“Sini Lin” om Edo memanggilnya. Saat dia menghampiri, langsung om Edo pulang menciumi Lina, sementara tersebut tangannya memegang pinggangku seraya sesekali menepuk-nepuk pantatku.

“Ihh..ihh.. Ines nyampe om.” erangku ketika aku nyampe. 

Dia mencungkil kontolnya dari nonokku. Aku ditelentangkannya dan segera kontolnya ambles lagi dinonokku. Om Edo dengan sarat napsu mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras, terbit masuk menggesek nonokku, hingga akhirnya dia menjerit keenakan. Terasa terdapat semburan peju hangat didalam nonokku. Diapun terkulai.

“Om mainnya hebat banget …” kata Lina seraya tersenyum. 

“Iya..kita berdua aja diciptakan kewalahan…”sahutku seraya mengusap-usap dadanya. 

“Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabnya. 

“Kita sih puas banget deh dientot mas, lemes namun nikmaat banget, ya Nes” kata Lina. 

“Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya” kataku seraya mulai mengusap-usap kontolnya.

“Iya.Rahasianya apa sih om?” TKurasakan kontolnya mulai mengeras lagi, luar biasa.

“Mas, bikin kenang-kenangan Lina video ya..” ujar Lina tiba-tiba, seraya bangkit memungut HPnya.

“Jangan ah. Udah nggak usah” om Edo menolak. 

“Ah..nggak apa mas. Habis kontolnya gemesin banget deh..Lina nggak ambil mukanya kok..” sahutnya. “Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kata om Edo lagi. 

“Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus anda isepin Nes.. Ntar gantian” kata Lina. 

Om Edo bangkit dan berdiri di samping ranjang. Aku lantas berjongkok di depannya, dan mulai menjilati kontolnya. “Rambut anda Nes..jangan nutupin” kata Lina seraya mulai merekam adegan itu. Om Edo menolong aku menyibakkan rambutku dan aku mulai mengulum kontolnya seraya mengelus-elus biji pelernya. Lina merekam adegan tersebut dengan antusias. 

Om Edo merintih nikmat, sambil menolong menyibakkan rambutku. Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sementara terlihat Lina paling terangsang menyaksikan aku merasakan kontol om Edo.

“Nes..gantian dong..” katanya sejumlah saat kemudian. Hpnya di berikan ke aku, dan gantian Lina kini yang berjongkok di depan om Edo. Disibakkannya rambutnya kesamping supaya aku bisa merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan semua kontol om Edo. Lubang kencingnya digelitik dengan lidahnya, lantas mulutnya mulai mengulum perlahan kontol om Edo. 

“Jangan gunakan tangan Lin..” kataku yang sedang merekam adegan itu. 

Lina lantas melepas tangannya yang memegang kontol om Edo, dan ia memaju mundurkan kepalanya. Sesaat lantas dia menerbitkan kontol dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang kontol, Lina menjilatinya seraya bergumam gemas. Kemudian dihisapnya pulang kontol om Edo dengan bernafsu. Diperlakukan laksana itu, om Edo gak tahan lagi. 

“Arrghh.. nyaris ngecret nih..” erangnya.”Om yang ambil ya..” kataku sambil memberikan hp padanya. Aku lantas berjongkok bareng dengan Lina. Kontol tersebut kukocok-kocoknya. Om Edo tidak tahan lagi. Sambil merekam adegan, dia ngecret mengairi muka kami. Setelah beristirahat sejenak, om Edo meminta hp Lina. Dia hendak meyakinkan wajahnya tidak tampak di rekaman video yang tadi diambil. Kemudian mereka berdua masuk kedalam, aku masih berbaring di kasur, tak lama lantas aku ketiduran. Hari telah gelap.

Aku terbangun sebab ada menghirup bibirku. Om Edo duduk dikasur, aku ditariknya duduk disebelahnya. Napsuku bangkit dengan sendirinya. Segera tanpa membuang-buang masa-masa lagi om Edo menyambar tubuhku. Dilumatnya bibirku dan tangannya bertindak meremas toketku. 

“Hhhmm..gimana Nes? Udah siap dientot lagi?” 

“Lina kemana om?’ 

“Lagi tiduran dikamar, aku pengen ngentotin anda sendirian deh Nes”. 

Kurasakan hembusan nafasnya di telingaku. Tangan gempalnya mulai meremasi toketku, sedangkan tangan yang lainnya mulai mengelus-elus pahaku. Aku hanya dapat menikmati perlakuannya dengan jantung berdebar-debar. Tangan yang satunya pun sudah mulai naik ke unsur selangkangan kemudian dia menggesekkan jarinya pada wilayah itilku. 

Toketku diremas, dibelai, dan dipelintir pentilnya, seraya tangan satunya tetep menggesek itilku. Aku melenguh kenikmatan. Tiba2 dia mendorongku telentang dikasur, dibentangkannya pahaku lebar-lebar, tangannya mulai merayap ke unsur selangkanganku. Jari-jarinya mengusap-ngusap unsur permukaannya saja kemudian mulai bergerak perlahan-lahan diantara kerimbunan jembutku, jarinya menggali liang nonokku. 

Perasaan nikmat begitu menyelubungiku karena nyaris semua wilayah sensitifku diserang olehnya dengan sapuan lidahnya pada leherku, remasan pada toketku, dan permainan jarinya pada nonokku, serangan-serangan tersebut sungguh membuatku terbuai. Kedua mataku terpejam seraya mulutku menerbitkan desahan-desahan 

“Eeemmhh..uuhh”. 

Kontol besarnya telah mengeras dan mengacung siap mengawali aksinya. Aku terbelalak memandang kontol hitam itu, panjangnya memang tergolong ukuran rata-rata, tetapi diameternya itu lumayan lebar, diisi dengan urat-urat yang menonjol. Dengan lembut dibelainya pipiku, lalu usapan itu perlahan-lahan turun ke bahuku. Direngkuhnya aku dalam pelukannya. Tangannya bergerak menjelajahi tubuhku. Dia mengencangkan remasan pada toketku kananku sampai-sampai aku mengerang kesakitan 

“Aaakkhh..sakit om!”. 

Dia melulu tertawa terkekeh-kekeh menyaksikan reaksiku. 

“Uuuhh..sakit ya Nes, mana yang sakit..sini om liat” katanya seraya mengusap-usap toketkuku yang memerah dampak remasannya. 

Dia kemudian melumat toketkuku sedangkan tangan satunya meremas-remas toketku yang lain. Perlahan-lahan akupun telah mulai menikmati enaknya. Tubuhku menggelinjang disertai suara desahan ketika tangannya mengorek-ngorek liang nonokku seraya mulutnya terus melumat toketku, terasa pentilku disedot-sedot olehnya, kadang pun digigit pelan atau dijilat-jilat. 

Kini mulutnya mulai naik, jilatan tersebut mulai kurasakan pada leherku sampai akhirnya bertemulah bibirku dengan bibirnya yang tebal itu. Naluri sexku membuatku lupa bakal segalanya, lidahku justeru ikut bermain dengan binal dengan lidahnya hingga ludah kami bertukar dan menetes-netes selama bibir.


Om Edo kemudian berlutut sampai-sampai kontolnya sekarang tepat dihadapanku yang sedang telentang dikasur. Dia menggosokkan kontolnya pada wajahku. Aku mulai menjilati kontol hitam tersebut mulai dari kepalanya hingga biji pelernynya, seluruh kujilati hingga basah oleh liurku. Semakin lama aku semakim energik melakukan oral sex itu. 

Kukeluarkan seluruh teknik menyepong-ku hingga dia mendesah nikmat. Saking asiknya aku baru sadar bahwa posisi kami telah pulang menjadi gaya 69 ketika kurasakan benda basah menggelitik itilku. Dia sekarang berada di bawahku dan menjilati belahan nonokku, bukan cuma tersebut dia pun mencucuk-cucukan jarinya ke dalamnya sampai-sampai nonokku kian lama kian basah saja.

Aku disibukkan dengan kontolnya di mulutku seraya sesekali menerbitkan desahan. Aku sungguh tidak berdaya oleh permainan lidah serta jarinya pada nonokku, tubuhku mengejang dan cairan nonokku menyembur dengan derasnya, aku sudah dibuatnya nyampe. Tubuhku lemas diatas tubuh nya dan tangan kananku tetap menggenggam batang kontolnya.

Setelah puas menegak cairan nonokku, dia bangkit berdiri di kasur. Tangan kokohnya memegang kedua pergelangan kakiku kemudian membentangkan pahaku lebar-lebar hingga pinggulku tidak banyak terangkat. 

Dia telah dalam posisi siap menusuk, ditekannya kepala kontolnya pada nonokku yang telah licin, lantas dipompanya seraya membentangkan pahaku lebih lebar lagi. Kontol yang gemuk tersebut masuk ke nonokku yang lumayan sempit. Dia terus menjejalkan kontolnya lebih dalam lagi hingga akhirnya semua kontol tersebut tertancap. 

“Ooohh..nonok anda lebih peret dari nonok Lina, Nes, nikmat banget deh”. Aku senang pun mendengar pujiannya. 

“Ines pun nikmat om, kontol om gede banget”. 

“Kamu belum pernah ngerasain kontol gede ya Nes”. 

“Yang gede tidak jarang om, namun yang segede kontol om baru kali ini, enjot terus om, nikmaaat”.

Puas merasakan jepitan dinding nonokku, pelan-pelan dia mulai menggenjotku, maju mundur terkadang diputar. Kurasakan semakin lama pompaannya semakin cepat sampai-sampai aku tidak kuasa menyangga desahan, sesekali aku menggigiti jariku menyangga nikmat, serta menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri-kanan sampai-sampai rambut panjangku juga ikut tergerai kesana kemari.

Tampangku yang telah semrawut tersebut nampaknya kian membangkitkan napsunya, dia menggenjotku dengan lebih bertenaga, bahkan disertai sodokan-sodokan keras yang membuatku kian histeris. Kemudian tangan kanannya maju menciduk toketku yang tergoncang-goncang. Hal ini memberi perasaan nikmat ke semua tubuhku.

Setengah permainan, dia mengubah posisi. Aku disuruhnya nungging di dipan. Dari belakang dia sedang mengagumi tubuhku dan mengelus-ngelusnya. 

“Nah, ini baru namanya pantat” dia meremas bongkahan pantatku dengan gemas dan menepuknya.

Saat dia mulai membelai nonokku tanpa sadar aku justeru merenggangkan kakiku sampai-sampai dia kian leluasa merambahi wilayah itu. Dia mulai mempersiapkan pulang kontolnya dengan menggosok-gosokkan pada bibir nonok dan pantatku. Kemudian dia menyelipkan kontolnya salah satu selangkanganku lewat belakang. 

Aku mendesis nikmat ketika kontol tersebut pelan-pelan menginjak nonokku. Kakiku mengejang saat menerima sodokan kesatunya yang dilanjutkan dengan sodokan-sodokan berikutnya. Mulutku mengap-mengap menerbitkan merintih terlebih saat tangannya meremas-remas kedua toketku seraya sesekali dipermainkannya pentilku yang telah mengeras.

“Ooohh.. enak banget deh ngentotin anda Nes!” celotehnya. 

Tusukan-tusukan tersebut seolah merobek tubuhku, sampai 15 menit lantas tubuhku laksana kesetrum dan mengucurlah cairan dari nonokku dengan deras sampai mengairi pahaku. Aku mengerang panjang hingga tubuhku melemas kembali, kepalaku jatuh tertunduk, nafasku masih kacau sesudah nyampe sekali lagi. 

Aku mengira dia pun akan segera mengecretkan pejunya, ternyata perkiraanku salah, dia masih dengan buas mengenjotku tanpa memberi masa-masa istirahat. Rambut panjangku ditariknya sampai-sampai kepalaku terangkat. Sudah lumayan lama aku digenjotnya tetapi belum tampak tanda-tanda bakal ngecret. 

Variasi gerakannya paling lihai hingga membuatku berkelejotan, pun staminanya tersebut sungguh diluar dugaan. Mendadak dia unik lepas kontolnya, aku telah siap menerima semprotan pejunya, tetapi ternyata kontol tersebut masih mengacung dengan gagahnya.


Om Edo kemudian duduk, “Sini Nes, om pangku!” suruhnya. 

Aku menurut keterangan dari saja dan tanpa diminta lagi aku naik ke pangkuannya, aku membimbing kontolnya menginjak nonokkku. Begitu kuturunkan pantatku langsung aku bergoyang di pangkuannya, dia pun menjawab gerakkanku dengan menaik turunkan pantatnya bertentangan denganku sampai-sampai tusukannya kian dalam. Wajahnya ditenggelamkan pada belahan toketku, tangannya yang tadi mengelus-ngelus punggungku mulai meraba toketku, mulutnya menciduk toketku yang satu lagi. 

Toketku disedot dan dikulumnya, kumisnya yang terkadang menyapu permukaan toketku memberi rasa geli dan sensasi yang khas. Kunaik-turunkan tubuhku dengan gencar hingga dia melenguh-lenguh keenakan, 

“Uuugghh..nonok anda enak banget, Nes”. esahanku bercampur baur dengan lenguhannya. 

Kepalaku tengadah disertai lolongan panjang dari mulutku ketika aku nyampe lagi, cairan nonokku kembali ditumpahkan sampai mengairi dipan, secara refleks aku pun mempererat rangkulanku sampai wajahnya kian terbenam pada toketku. 

“Om, powerful banget sih ngentotnya, Ines dah sejumlah kali nyampe, om belum ngecret juga, lemes om”. 

“Tapi nikmat kan?”

Kemudian dia mencungkil kontolnya dan menyuruhku berlutut di hadapannya, diraihnya kepalaku dan didekatkan pada kontolnya yang kemudian kujilati dan kusedot, rasanya telah bercampur dengan cairan nonokku. Ketika tanganku sedang mengocok seraya menjilatinya tiba-tiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas, 

“Nes, aku inginkan ngecret, di nonok anda ya”. 

Segera aku dibujur didipan, dia menaiki aku dan sekali enjot kontol besarnya langsung ambles semuanya di nonokku. Dienjotkannya kontolnya terbit msuk dengan cepat dan akhirnya, 

“Ooohh..Nes, aku ngecret” dan disusul ‘creett..creet..’ pejunya memancar dengan deras didalam nonokku, terasa sekali semburan kuatnya menghangati unsur dalem nonokku. 

Demikian lelahnya aku, hingga tubuh laksana lumpuh dan mata terasa kian berat. Sebelum pulang terlelap aku masih sempat mendengarnya berbicara dekat kupingku 

“Nonok anda enak banget, aku jadi ketagihan nih!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar