Untuk
urusan cerita dewasa, aku hanya pernah sekali melakukannya waktu masih kuliah
dulu. Hingga kini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan, walaupun sudah
menginjak umur 27 tahun. Tapi seperti kataku tadi aku baru sekali bermain seks,
meskipun kini aku sudah menjalin hubungan serius dengan seorang cewek yang
masih kuliah juga. tapi tidak sekalipun aku berbuat mesum dengannya.
Namaku Valentino dan biasa di
panggil Tino, sebenarnya aku memiliki wajah yang cukup keren juga. Mungkin
karena aku tidak terlalu pintar mendekati wanita akhirnya aku tidak begitu
pengalaman dalam melakukan cerita sex atau lainnya. bersama pacarku Putri,
paling tidak aku hanya melakukan ciuman dan hanya sebatas itu, karena aku juga
masih menjaganya.
Karena Putri
masih lugu untuk gadis seusianya, dan hubungan kami sebenarnya hasil perjodohan
dari adik sepupuku Lisa, teman kuliah Putri Sejak awal pertemuanku itu kami
langsung dekat dan akhirnya akupun menembaknya. Walau saat itu akupun masih ada
rasa takut nggak di terima, tapi karena semangat dari sepupuku Lisa, akupun
berani melakukannya.
Hingga hubungan kami berjalan
hingga hampir satu tahun. Dan selama itu pula aku tidak pernah berselingkuh
darinya, hingga pada suatu hari. Selama ini aku memang sering menemani Bu Ica
untuk meeting di luar kantor atau sebagainya. Bu Ica merupakan manajerku, dia
seorang wanita yang sangat berambisi di karirnya. dan terkenal dengan sifat
perfeksionisnya. Para pengemar poker mari bergabung di Jawapoker88
Sebenarnya Bu Ica seorang wanita
yang sangat cantik dan juga modis, meskipun usianya sudah 34 tahun. Tapi dia
kelihatan muda tapi karena sering memasang muka masam dan amat serius, akhirnya
dia kelihatan judes dan nggak mau bersahabat juga. Begitupun jika bersamaku dia
jarang sekali ngomong. Hingga pada suatu hari di saat pulang rapat di luar
kantor.
Di luar kota, seperti biasa aku
menawarkan kamar hotel terdekat untuk istirahat Bu Ica. Dan tidak seperti
biasanya seharian ini aku lihat dia agak murung wajahnya, di saat aku bilang
hendak memesan kamar hotel dia bilang ” Pesan satu kamar saja Di..soalnya aku
hanya sebentar istirahatnya..” katanya dan aku pikir memang dia mau langsung
pulang soalnya hari masih sore.
Setibanya hotel dia langsung
istirahat di dalam kamar, akupun memesan makanan di hotel tersebut. Aku melihat
bu Ica merebahkan diri di atas tempat tidur tanpa memperhatikan aku yang sedari
tadi duduk di sana juga. Karena ini baru pertama kalinya aku di kamar yang sama
dengannya, hingga akhirnya datang pelayan hotel membawa makanan yang aku pesan.
Akupun mengajak bu Ica untuk
menyantap makanannya, diapun menyantap dengan wajah murung. Setelah itu dia
kembali duduk di ruangan itu sambil berselonjoran di sofa, saat itu aku
memanggil pelayan untuk membereskan sisa makanan tadi. Setelah itu aku menemani
bu Ica yang duduk malas di sofa, pelan-pelan aku mendengar hembusan nafasnya
yang seperti melepas penat pikirannya.
Tanpa aku duga bu Ica berkata “Tino
aku pingin rebahan di pangkuanmu…” Aku masih tidak percaya dengan kata-katanya,
tapi ketika bu Ica mendekat dan merebahkan kepalanya di pangkuanku. Awalnya aku
tidak berani menyentuhnya, tapi ketika dia berbalik dan menghadapkan wajahnya
pada pangkal pahaku. Akupun berani membelai rambutnya yang begitu wangi.
Wangi rambut dan tubuh bu Intan
sungguh berbeda, sama-sama wangi sampai-sampai menusuk hidungku. saat dia
mendongak dan menatap ke arahku, dia melingkarkan tangannya pada leherku saat
itu juga dia menarik kepalaku dan langsung mencium bibirku, sebagai laki-laki
normal aku langsung membalas permainanya. tanpa memikirkan hal-hal yang lainnya.
Kini giliranku yang mengangkat
tubuh bu Ica, dengan penuh gairah aku bawa dia ke pangkuanku. Seperti anak
kecil yang di gendong ibunya, dia mengangkangi tubuhku dan dengan leluasa
mencium bibirku sambil terus memeluk dan melingkarkan tangannya di leherku ”
Beri..aku..kehangatan malam ini sayang…” Katanya dengan menatap penuh nafsu
yang memuncak.
Aku masih menciumnya ketika
tangannya membuka bajuku satu persatu. Ketika dia melihat tubuhku dan dadaku
yanng bidang, dia mendaratkan ciumannya di dadaku setelah itu dia terus mencium
seluruh tubuhku. ketika bu Intan melihat kontolku dia tanpa ragu langsung
melumatnya di tambah mengocok dengan menggerakkan tangannya secara lembut pada
kontolku yang semakin menegang.
Aku memejamkan mata menikmati
sentuhan tangan bu Ica ” oouugghh…uuugghhh…e..nak…bu…aaaggghhh…” kataku sambil
membuka mataku untuk melihatnya, mengulum kontolku. Bu Ica melihatku dengan
tatapan penuh nafsu, akhirnya diapun segera merangkak naik ke atas tubuhku. Dia
kembali menunduk untuk mencium bibirku, menyosor wajahku bahkan sampai
menggigit pipiku.
Dengan begitu mesra, diapun
mendesah dalam rintihan lembutnya ” Aaaauuugghh…uuugghhh…uuggghh..aaagghhhh…”
Dengan pelan tapi pasti bu Ica memasukkan kontolku ke dalam memeknya, dengan
cara menuntun kontolku yang saat itu berdiri di bawah memeknya. Kemudian dia
bergerak ke atas dan kebawah dengan tangan yang berpegangan pada dada bidangku.
Aku begitu terpukau dengan
gerakan pantatnya, apalagi ketika bu Ica memutar pantatnya. Karena dengan
begitu aku menjadi semakin bergairah dan bertambah nafsuku. Dengan kedua
tanganku aku remas teteknya dari bawah tubuhnya. Dia menggelinjang sambil melet
dan menggigit bibirnya ” Oouuuww…ooouuww…nikmat…sa..yang……” Kata bu Ica.
Tapi tetap saja menggoyang
pantatnya dengan penuh gairah. ketika aku sudah merasa tidak dapat menahan
getaran dalam selangkanganku, akupun membalikkan tubuhnya hingga dia berada di
bawahku. Saat itu juga dia membelalakkan matanya sambil mencakar-cakar
punggungku dengan jari tangannya yang berkuku tajam, tapi tidak sedikitpun aku
merasa sakit oleh cakarannya.
Ketika lama aku bergoyang dan
semakin cepat dan keras, aku mainkan kontolku di dalam memeknya. Akhirnya
tumpah spermaku di dalam memek bu Ica, yang sedari tadi memang sudah basah.
Rupanya bu Ica sudah mencapai organsme dari tadi, dia mendekap tubuhku yang
terkulai di atas tubuhnya yang sudah basah oleh keringat, begitupun dengan
tubuhku.
Dengan memeluk tubuhnya yang
begitu hangat, diapun memeluk tubuhku. Di tempat tidur hotel itu kami bagai
sudah terbiasa melakukan hubungan intim. Seperti dalam cerita dewasa, dan malam
itu kami menginap di hotel tersebut. Bahkan besoknya kami masih berada di kota
tersebut bukan untuk bekerja, tapi melampiaskan nafsu kami berdua yang
sama-sama merindukan permainan seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar