Ada rekomendasi Poker Online dengan Winrate Tinggi Yaitu HEBOHQQ
BUKTI ID PRO HEBOHQQ
UNTUK LINK ID PRO KLIK DI SINI
Selesai sekolah Sabtu itu langsung dilanjutkan rapat pengurus OSIS. Rapat itu dilaksanakan sebagai persiapan sekaligus pembentukan panitia kecil pemilihan OSIS yang baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemilihan dimaksudkan sebagai regenerasi dan anak-anak ruang belajar 3 telah tidak boleh lagi dipilih jadi pengurus, kecuali sejumlah orang pengurus inti yang bakalan “naik pangkat” jadi penasihat
Usai rapat, aku bergegas mau langsung pulang, soalnya sorenya terdapat acara teratur bulanan: kembali ke tempat tinggal ortu di kampung. Belum sempat aku keluar dari pintu ruangan rapat, suara nyaring cewek memanggilku.
“Didik .. “ aku menoleh, ternyata Sarah yang langsung melambai agar aku mendekat. “Dik, jangan pulang dulu. Ada sesuatu yang pengin aku omongin sama kamu,” kata Sarah sesudah aku mendekat.
“Tapi Rah, sore ini aku ingin ke kampung. Bisa nggak dapet bis kalau kesorean,” jawabku.
“Cuman sebentar kok Dik. Kamu tunggu dulu ya, aku beresin ini dulu,” Sarah agak memaksaku sambil berbenah catatan-catatan rapat. Akhirnya aku duduk kembali.
“Dik, kamu pacaran sama Nita ya?” tanya Sarah sesudah ruangan sepi, berhubung kami berdua. Aku baru mengerti, Sarah sengaja melama-lamakan membenahi daftar rapat agar ada peluang ngomong berdua denganku.
“Emangnya, ada apa sih?” aku balik bertanya.
“Enggak terdapat* apa-apa sih .. “ Sarah berhenti sejenak. “Emmm, pengin nanya aja.”
“Enggak kok, aku nggak pacaran sama Nita,” jawabku datar.
“Ah, masa. Temen-temen tidak sedikit yang tahu kok, kalau kamu suka jalan bareng sama Nita, tidak jarang ke tempat tinggal Nita,” kata Sarah lagi.
“Jalan bersama kan bukan berarti pacaran tho,” bantahku.
“Paling pun pakai alasan lama ‘Cuma temenan’,” Sarah berbicara sambil mencibir, sampai-sampai wajahnya kelihatan lucu, yang membuatku ketawa. “Cowok di mana-mana sama aja, tidak sedikit boongnya.” Daftar di Jawapoker88
“Ya terserah kamu sih kalo kamu nganggep aku bohong. Yang jelas, aku udah bilang kalau aku nggak pacaran sama Nita.”
Aku sama sekali tidak bohong pada Sarah, karna aku sama Nita memang telah punya komitmen untuk ‘tidak ada komitmen’. Maksudnya, hubunganku dengan Nita hanya sekedar untuk kesenangan dan kepuasan, tanpa janji atau ikatan di kemudian hari. Hal tersebut yang kujelaskan seperlunya pada Sarah, pastinya tanpa menyebut soal ‘seks’ yang jadi menu utama hubunganku dengan Nita.
“Nanti malem, mau nggak kamu ke rumahku?” tanya Nita sambil melangkah keluar ruangan bersamaku.
“Kan udah kubilang tadi, aku mau kembali ke tempat tinggal ortu nanti,” jawabku.
“Ke tempat tinggal ortu apa ke tempat tinggal Nita?” tanya Sarah dengan nada menyelidik dan menggoda.
“Kamu mau percaya atau tidak sih, terserah. Emangnya kenapa sih, kok nyinggung-nyinggung Nita terus?” aku gantian bertanya.
“Enggak kok, nggak kenapa-kenapa,” elak Sarah. Akhirnya kami jalan bareng sambil ngobrol soal-soal enteng yang lain. Aku dan Sarahpun berpisah di gerbang sekolah. Nita sudah ditunggu sopirnya, sedang aku langsung mengarah k* halte. Sebelum berpisah, aku sempat berjanji untul main ke tempat tinggal Nita lain waktu.
*****
Diam-diam aku merasa geli. Masak malam minggu itu jalan-jalan sama Sarah harus ditemani kakaknya, dan diantar sopir lagi. Jangankan mau ML, sebatas menciumpun rasanya hampir mustahil. Sebenarnya aku agak ogah-ogahan jalan-jalan model begitu, namun rasanya tidak mungkin pun untuk membatalkannya begitu saja. Rupanya aturan orang tua Sarah yang ketat itu, bakalan menciptakan hubunganku dengan Sarah jadi sebatas roman-romanan saja. Praktis acara pada ketika itu terus jalan-jalan ke Mall dan makan di ‘food court’. Daftar di Jawapoker88
Di tengah rasa bete tersebut aku sambil menghibur diri dengan mencuri-curi pandang pada Mbak Indah, baik pada saat makan ataupun jalan. Mbak Indah, ialah kakak sulung Sarah yang kuliah di di a perguruan tinggi familiar* di kota ‘Y’. Dia kembali* setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya lain* level. Kalau Mbak Indah kuliah di salah satu perguruan tinggi terkenal di kota ‘Y’. Dia pulang setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Sama sepertiku, hanya beda level. Kalau Mbak Indah kuliah di ibukota propinsi dan mudik ke kotamadya, sedang aku sekolah di kotamadya mudiknya ke kota kecamatan. Daftar di Jawapoker88
Wajah Mbak Indah sendiri terus masuk kelompok lumayan. Agak jauh dikomparasikan Sarah. Kuperhatikan wajah Mbak Indah serupa ayahnya sedang Sarah serupa ibunya. Hanya Mbak Indah ini cukup tinggi, tidak seperti Sarah yang pendek, walau sama-sama agak gemuk.
Kuperhatikan pesona seksual Mbak Indah terdapat pada toketnya. Lumayan gede dan kelihatan menantang kalau disaksikan dari samping, sampai-sampai rasa-rasanya hendak tanganku menyusup ke balik T-Shirtnya yang longgar itu. Aku jadi ingat Nita. Ah, sekiranya tidak aku tidak ke tempat tinggal Sarah, tentu aku telah melayang bersama Nita. Daftar di Jawapoker88
Saat Sarah ke toilet, Mbak Indah mendekatiku.
“Heh, awas kamu tidak boleh macem-macem sama Sarah!” katanya tiba-tiba sambil memandang tajam padaku.
“Maksud Mbak, apa?” aku bertanya tidak mengerti.
“Sarah itu anak lugu, namun kamu tidak boleh sekali-kali manfaatin keluguan dia!” katanya lagi.
“Ini ada apa sih Mbak?” aku jadi bingung. Daftar di Jawapoker88
“Alah, pura-pura. Dari wajahmu itu kelihatan kalau kamu dari tadi bete,” aku terus diam sambil merasa heran karna apa yang ucapkan Mbak Indah itu betul.
“Kamu bete, karna malem ini kamu nggak bisa ngapa-ngapain sama Sarah, ya kan?” aku terus tersenyum, Mbak Indah yang awalnya tutur katanya halus dan ramah berubah tegas itu.
“Eh, malah senyam-senyum,” hardiknya sambil melotot.
“Memang nggak boleh senyum. Abisnya Mbak Indah ini lucu,” kataku. Daftar di Jawapoker88
“Lucu kepalamu,” Mbak Indah sewot.
“Ya luculah. Kukira Mbak Indah ini lembut kayak Sarah, ternyata galak juga!” Aku tersenyum menggodanya.
“Ih, senyam-senyum mlulu. Senyummu itu senyum mesum tahu, kayak matamu itu juga mata mesum!” Mbak Indah kian naik, wajahnya memerah.
“Mbak cakep deh kalau marah-marah,” makin Mbak Indah marah, makin menjadi pula aku menggodanya.
“Denger ya, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu berani macem-macem sama adikku, aku bisa bunuh kamu!” kali ini Mbak Indah nampak benar-benar marah.
Akhirnya kusudahi menggodanya menyaksikan Mbak Indah marah itu, lagipula pengunjung mall yang beda kadang-kadang menoleh pada kami. Kuceritakan tidak banyak tentang hubunganku dengan Sarah saat ini, hingga pada acara ‘apel’ pada ketika itu.
“Kalau soal pengin ngapa-ngapain, yah, itu sih tadinya memang ada. Tapi, sekarang udah lenyap. Sarah kelihatannya bukan cewek yang tepat untuk diajak ngapa-ngapain, dia mah penginnya roman-romanan aja,” kataku menyelesaikan penjelasanku.
“Kamu ini ngomongnya terlalu terus-terang ya?” Nada Mbak Indah udah mulai normal kembali.
“Ya buat apa ngomong mbulet. Bagiku sih lebih baik begitu,” kataku lagi.
“Tapi .. kenapa tadi sama aku kamu beraninya lirak-lirik aja. Nggak berani terus-terang mandang langsung?” Daftar di Jawapoker88
Aku mikir sejenak memahami maksud pertanyaan Mbak Indah itu. Akhirnya aku mengerti, rupanya Mbak Indah tahu kalau aku diam-diam sering melihat dia.
“Yah .. masak jalan sama adiknya, Mbak-nya mau diembat juga,” kataku sambil garuk-garuk kepala.
Setelah itu Sarah datang dan dilanjutkan acara melakukan shoping di dept. store di mall itu. Selama mendampingi kakak beradik itu, aku mulai tidak jarang mendekati Mbak Indah andai kulihat Sarah sibuk memilih-milih pakaian. Aku mulai fasih menggoda Mbak Indah.
Hampir jam 10 malam kami baru keluar dari mall. Lumayan pegal-pegal kaki ini mendampingi dua cewek jalan-jalan dan belanja. Sebelum keluar dari mall Mbak Indah sempat memberiku sobekan kertas, pasti saja tanpa sepengetahuan Sarah.Daftar di Jawapoker88
“Baca di rumah,” bisiknya.
***
Aku lega melihat Mbak Indah datang ke counter bus PATAS AC untuk yang diberitahukannya lewat sobekan kertas. Kulirik arloji menandakan jam setengah 9, berarti Mbak Indah terlambat setengah jam.
“Sori terlambat. Mesti ngrayu Papa-Mama dulu, sebelum dikasih balik pagi-pagi,” Mbak Indah langsung ngerocos sambil meletakan hand-bag-nya di kursi di sampingku yang kebetulan kosong. Sementara aku tak berkedip memandanginya. Mbak Indah nampak sangat feminin dalam kulot hitam, blouse warna krem, dan kaos yang pun berwarna hitam. Tahu aku pandangi, Mbak Indah memencet hidungku sambil ngomel-ngomel kecil, dan kami juga tertawa. Hanya selama sepuluh menit kami menunggu, sebelum bus berangkat. Daftar di Jawapoker88
Dalam perjalanan di bus, aku tak tahan melihat Mbak Indah yang merem sambil bersandar. Tanganku juga mulai mengelu-elus tangannya. Mbak Indah membuka mata, lantas bangun dari sandarannya dan mendekatkan kepalanya padaku.
“Gimana, Mbaknya inginkan di-embat juga?” ledeknya seraya berbisik.
“Kan beda jurusan,” aku membela diri. “Adik-nya jurusan roman-romanan, Mbak-nya jurusan … “ Aku tidak melanjutkan kata-kataku, tangan Mbak Indah telah lebih dulu memencet hidungku. Daftar di Jawapoker88 Selebihnya kami lebih tidak sedikit diam seraya tiduran sekitar perjalanan.
***
Yang dinamakan kamar kos oleh Mbak Indah ternyata suatu faviliun. Faviliun yang ditinggali Mbak Indah kecil namun nampak lux, didukung lingkungannya yang pun perumahan mewah. Daftar di Jawapoker88
“Kok bengong, mari masuk,” Mbak Indah mencubit lenganku. “Peraturan di sini cuman satu, dilarang mengganggu tetangga. Jadi, cuek ialah cara lebih baik.”
Aku langsung merebahkan tubuhku di karpet ruang depan, sedangkan setelah menempatkan hand-bag-nya di sekitar kakiku, Mbak Indah langsung mengarah ke kulkas yang kelihatannya terus on.
“Nih, minum dulu, abis itu mandi,” kata Mbak Indah sambil menuangkan air dingin ke dalam gelas.
“Kan tadi udah mandi Mbak,” kataku.
“Ih, jorok. Males aku deket-deket orang jorok,” Mbak Indah terlihat cemberut. “Kalau gitu, aku duluan mandi,” katanya sambil menyambar hand-bag dan mengarah ke kamar. Aku lihat Mbak Indah tidak masuk kamar, tapi terus membuka pintu dan memasukkan hand-bag-nya. Setelah itu dia langsung ke belakang ke arah kamar mandi.
“Mbak,” Mbak Indah berhenti dan menoleh mendengar panggilanku. “Aku mau mandi, tapi bareng ya?”
“Ih, maunya .. “ Mbak Indah membalas sambil tersenyum. Melihat itu aku langsung bangkit dan berlari ke arah Mbak Indah. Langsung kupeluk dia dari belakang tepat di depan pintu kamar mandi. Kusibakkan rambutnya, kuciumi leher belakangnya, sambil tangan kiriku mengusap-usap pinggulnya yang masih terbungkus kulot. Terdengar desahan Mbak Indah, sebelum dia memutar badan menghadapku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku.
“Katanya mau mandi?” setelah berbicara itu, lagi-lagi hidungku jadi sasaran, dipencet dan ditariknya sampai-sampai terasa agak panas. Setelah itu diangkatnya kaosku, dilepaskannya sampai-sampai aku bertelanjang dada. Kemudian tangannya langsung membuka kancing dan retsluiting jeans-ku. Lumayan cepat Mbak Indah melakukannya, kelihatannya sudah terbiasa. Seterusnya aku sendiri yang melakukannya hingga aku sempurna telanjang bulat di depan Mbak Indah.
“Ih, nakal,” kata Mbak Indah sambil menyentil rudalku yang terayun-ayun karna baru tegang separo.
“Sakit Mbak,” aku meringis. Daftar di Jawapoker88
“Biarin,” kata Mbak Indah yang diteruskan dengan melepas blouse-nya lantas kaos hitamnya, sampai-sampai bagian atasnya tinggal BH warna hitam yang masih dipakainya. Aku tak berkedip memandangi sepasang toket Mbak Indah yang masih tertutup BH, dan Mbak Indah tidak melanjutkan melepas pakainnya semua seraya* tersenyum menggoda padaku.
Birahi benar-benar sudah tak dapat kutahan. Langsung kuraih dan naikkan BH-nya, sampai-sampai sepasang toket-nya yang besar tersebut terlepas. Daftar di Jawapoker88
“Ih, pelan-pelan. Kalau BH-ku rusak, emangnya kamu mau ganti,” lagi-lagi hidungku jadi sasaran. Tapi aku sudah tidak peduli. Sambil memeluknya mulutku langsung mengulum toketnya yang sebelah kanan.
Mbak Indah tidak berhenti mendesah seraya tangannya mengusap-usap rambutku. Aku makin energik saja, mulutku makin rajin mengerjakan toketnya sebelah kanan dan kiri bergantian. Kukulum, kumainkan dengan lidah dan kadang kugigit kecil. Akibat seranganku yang kian intens tersebut Mbak Indah mulai menjerit-jerit kecil di sela-sela desahannya.Daftar di Jawapoker88
Beberapa menit kulakukan aksi yang paling dinikmati Mbak Indah itu, sebelum kesudahannya dia mendorong kepalaku supaya terlepas dari toketnya. Mbak Indah lantas melepas BH, kulot dan CD-nya yang pun berwarna hitam. Sementara bibirnya nampak separuh terbuka seraya mendesi lirih dan matanya telah mulai sayu, pertanda telah horny berat. Daftar di Jawapoker88
Belum sempat mataku merasakan tubuhnya yang telah telanjang bulat, tangan kananya telah menggenggam rudalku. Kemudian Mbak Indah pergi mundur masuk kamar mandi sedangkan rudalku ditariknya. Aku meringis menyangga rasa sakit, sekaligus pengin tertawa menyaksikan kelakuan Mbak Indah itu.
Mbak Indah langsung mengunci pintu kamar mandi saat kami sudah di dalam, yang diteruskan dengan menghidupkan shower. Diteruskannya dengan unik dan memelukku tepat di bawah siraman air dari shower. Dan …
“mmmmhhhh …. “ bibirnya telah menyerbu bibirku dan melumatnya. Kuimbangi dengan aksi serupa. Seterusnya, siraman air shower menyiram kepala, bibir bertemu bibir, lidah saling mengait, tubuh bagian depan menempel ketat dan sesekali saling menggesek, kedua tangan mengusap-usap unsur belakang tubuh pasangan, “Aaaaaahhh,” nikmat luar biasa. Daftar di Jawapoker88
Tak ingat berapa lama kami melakukan aksi seperti itu, kami melanjutkannya dalam posisi duduk, tak ingat siapa yang mulai. Aku duduk bersandar pada dinding kamar mandi, kali ku luruskan, sementar Mbak Indah duduk di atas pahaku, lututnya menyentuh lantai kamar mandi. Kemudian kurasakan Mbak Indahmencungkil bibirnya dari bibirku, pelahan menyusur ke bawah. Berhenti di leherku, lidahnya bertindak menjilati leherku, berpindah-pindah. Daftar di Jawapoker88 Setelah itu, dilanjutkan ke bawah lagi, berhenti di dadaku. Sebelah kanan-kiri, tengah jadi sasaran lidah dan bibirnya. Kemudian turun lagi ke bawah, ke perut, berhenti di pusar. Tangannya menggenggam rudalku, didorong tidak banyak ke samping dengan lembut, sedangkan lidahnya terus mempermainkan pusarku. Puas di situ, turun lagi, dan bijiku kini yang jadi sasaran. Sementara lidahnya bertindak di sana, tangan kanannya mengusap-usap kepala rudalku dengan lembut. Aku hingga berkelojotan sambil mengerang-erang merasakan aksi Mbak Indah itu. Daftar di Jawapoker88
Pelahan-lahan bibirnya merayap naik menyusuri batang rudalku, dan berhenti di bagian kepala, sedangkan tangannya ganti menggenggam bagian batang. Kepala rudalku dikulumnya, dijilati, beralih* dan berputar-putar, sampai-sampai tak satu bagianpun yang terlewat. Beberapa menit kemudian, kutekan kepala Mbak Indah ke bawah, sampai-sampai bagian batangku masuk 2/3 ke mulutnya. Digerakkannya kepalanya naik turun pelahan-lahan, berkali-kali. Kadang-kadang aksinya berhenti sejenak di bagian kepala, dijilati lagi, lantas diteruskan naik turun lagi. Pertahananku hampir jebol, namun aku belum inginkan terjadi ketika itu. Kutahan kepalanya, kuangkat pelan, namun Mbak Indah tidak melawan. Hal tersebut terjadi beberapa kali, hingga akhirnya aku sukses mengusung kepalanya dan melepas rudalku dari mulutnya.
Kuangkat kepala Mbak Indah, sedangkan matanya terpejam. Kudekatkan, dan kukulum lembut bibirnya. Pelan-pelan kurebahkan Mbak Indah yang masih memejamkan mata seraya mendesis tersebut ke lantai kamar mandi. Kutindih seraya mulutku melahap kedua toketnya, sedangkan tanganku meremasnya bergantian.Daftar di Jawapoker88
Erangannya, desahannya, jeritan-jeritan kecilnya bersahut-sahutan di tengah gemericik siraman air shower. Kuturunkan lagi mulutku, berhenti di gundukan yang ditumbuhi bulu lebat, tetapi tercukur dan teratur rapi. Beberapa kali kugigit pelan bulu-bulu itu, sampai-sampai pemiliknya menggelinjang ke kanan kiri. Kemudian kupisahkan kedua pahanya yang putih,besar dan lunak itu. Kubuka lebar-lebar. Kudaratkan bibirku di bibir memeknya, kukecup pelan. Kujulurkan lidahku, kutusuk-tusukan pelan ke daging menonjol di antar belahan memek Mbak Indah. Pantat Mbak Indah mulai bergoyang-goyang pelahan, sedangkan tangannya menjambak atau lebih tepatnya meremas rambutku, sebab jambakannya lembut dan tidak menyakitkan. Kumasukkan jari tengahku ku lubang memeknya, ku keluar masukkan dengan pelan. Desisan Mbak Indah kian panjang, dan sempat ku lirik matanya masih terpejam. Kupercepat gerakan jariku di dalam lubang memeknya, namun tangannya langsung meraih tanganku yang sedang bertindak itu dan menahannya. Kupelankan lagi, dan Mbak melepas tangannya dari tanganku. Setiap kupercepat lagi, tangan Mbak Indah meraih tanganku lagi, sampai-sampai akhirnya aku memahami dia trus mau jariku bergerak pelahan di dalam memeknya.
Beberapa menit kemudian, kurasakan Mbak Indah mengusung kepalaku menjauhkan dari memeknya. Mbak Indah membuka mata dan memberi isyarat padaku supaya duduk bersandar di dinding kamar mandi. Seterusnya merayap ke atasku, mengangkang tepat di depanku. Tangannya meraih rudalku, ditunjukkan dan dimasukkan ke dalam lubang memeknya. Daftar di Jawapoker88
“Oooooooooooohh ,” Mbak Indah melenguh panjang dan matanya pulang terpejam ketika rudalku masuk seluruhnya ke dalam memeknya. Mbak Indah mulai bergerak naik-turun pelahan seraya sesekali pinggulnya menciptakan gerakan memutar. Aku tidak sabar menghadapi aksi Mbak Indah yang menurutku terlampau pelahan itu, mulai kusodok-sodokkan rudalku dari bawah dengan lumayan cepat. Mbak Indah menghentikan gerakannya, tangannya mengurangi dadaku lumayan kuat seraya kepala menggeleng, seakan melarangku menlakukan aksi sodok itu. Hal tersebut terjadi beberapa kali, yang sebetulnya membuatku agak kecewa, hingga akhirnya Mbak Indah membuka matanya, tangannya mengelus kedua mataku menyuruhkan memejamkan mata. Aku menurut dan memejamkan mataku.
Setelah beberapa saat aku memejamkan mata, aku mulai dapat memperhatikan dengan telingaku apa yang dari tadi tidak kuperhatikan, aku mulai dapat merasakan apa yang dari tadi tidak kurasakan. Desahan dan erangan Mbak Indah ternyata paling teratur dan serasi dengan gerakan Daftar di Jawapoker88pantatnya,sehingga suara dari mulutnya, suara kelamin kami yang menyatu dan suara siraman air shower seperti suatu harmoni yang begitu indah. Dalam keterpejaman mata itu, aku laksana melayang-layang dan sekelilingku terasa begitu indah, laksana nama perempuan yang sedang menyatu denganku. Kenikmatan yang kurasakan juga terasa lain, bukan kesenangan luar biasa yang menhentak-hentak, tapi kesenangan yang sedikit-sedikit, sambil mengalir pelahan di semua syarafku, dan mengendap hingga ke ulu hatiku. Daftar di Jawapoker88
Beberapa menit lantas gerakan Mbak Indah berhenti pas ketika rudalku amblas seluruhnya. Ada selama 5 detik dia diam saja dalam posisi itu. Kemudian kedua tangannya meraih kedua tanganku seraya melontarkan kepalanya ke belakang. Kubuka mataku, kupegang kuat-kuat kedua telapak tangannya dan kutahan supaya Mbak Indah tidak jatuh ke belakang. Setelah tersebut* pantatnya menciptakan gerakan ke kanan-kiri dan terasa menekan-nekan rudal dan pantatku. Daftar di Jawapoker88
“Aaa .. aaaaaa … aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh,” desahan dan jeritan kecil Mbak Indah tersebut disertai kepala dan tubuhnya yang bergerak ke depan. Mbak Indah menjatuhkan diri padaku laksana menubruk, tangannya mendekap tubukku, sedang kepalanya bersandar di bahu kiriku. Ku balas memeluknya dan kubelai-belai Mbak Indah yang baru saja merasakan orgasmenya. Sebuah teknik orgasme yang eksotik dan artistik. Daftar di Jawapoker88
Setelah puas meresapi kesenangan yang baru diraihnya, Mbak Indah mengusung kepala dan membuka matanya. Dia tersenyum yang diteruskan mencium bibirku dengan lembut. Belum sempat aku menjawab ciumannya, Mbak Indah telah bangkit dan bergeser ke samping. Segera kubimbing dia supaya rebahan dan telentang di lantai kamar mandi. Mbak Indah mengekor kemauanku sambil terus menatapku dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kemudian kuarahkan rudalku yang rasanya sudah empot-empotkan ke lubang memeknya, kumasukkan seluruhnya. Setelah amblas semuanya Mbak Indah memelekku seraya berbisik pelan.
“Jangan di dalam ya sayang, aku belum minum obat,” aku mengangguk pelan memahami maksudnya. Setelah itu mulai kugoyang-goyang pantatku pelan-pelan seraya kupejamkan mata. Aku hendak merasakan kembali kesenangan yang sedikit-sedikit namun meresap hingga ke ulu hati seperti sebelumnya. Tapi aku gagal, meski beberapa lama mencoba. Akhirnya aku menciptakan gerakan laksana biasa, laksana yang biasa kulakukan pada tante Ani atau Nita. Bergerak maju mundur dari pelan dan kian lama kian cepat. Daftar di Jawapoker88
“Aaaah… Hoooohh,” aku nyaris pada puncak, dan Mbak Indah lumayan cekatan. Didorongnya tubuhku sampai-sampai rudalku terlepas dari memeknya. Rupanya dia tahu tidak dapat mengontrol diriku dan tak sempat pada pesannya. Seterusnya tangannya meraih rudalku seraya setengah bangun. Dikocok-kocoknya dengan gengaman yang lumayan kuat, seterusnya aku bergeser ke depan sampai-sampai rudalku tepat sedang di atas perut Mbak Indah. Daftar di Jawapoker88
“Aaaaaaaah … aaaaaaahhh … crottt… crotttt ..,” beberapa kali spermaku muncrat mengairi dada dan perut Mbak Indah. Aku merebahku tubuhku yang terasa lemas di samping Mbak Indah, seraya memandanginya yang asyik mengelus meratakan spermaku di tubuhnya.
“Hampir tak sempat ya?” lagi-lagi hidungku jadi sasarannya masa-masa Mbak Indah mengucapkan ucapan-ucapan itu.
*** Daftar di Jawapoker88
Selama di bus dalam perjalanan kembali aku memejamkan mata seraya mengingat-ingat kejadian yang baru saja ku dapat dari Mbak Indah. Saat di kamar mandi, dan ketika mengulangi sekali lagi di kamarnya. Seorang perempuan dengan gaya bersetubuh yang begitu lembut dan sarat perasaan.
“Kalau sekedar memburu kepuasan nafsu, tersebut gampang. Daftar di Jawapoker88 tapi aku inginkan lebih. Aku inginkan kepuasan nafsuku selaras dengan kepuasan yang terasa di jiwaku.”
Kepuasan yang terasa di jiwa, itulah urusan yang kudapat dari Mbak Indah dan melulu dari Mbak Indah, sebab kelak sesudah gonta-ganti pasangan, tetap saja belum pernah kudapatkan kesenangan seperti yang kudapatkan dari Mbak Indah. Kepuasan dan kesenangan yang masih terasa dalam jangka masa-masa yang lumayan lama meskipun persetubuhan berakhir. Daftar di Jawapoker88
“Ingat ya, tidak boleh pernah sekali-kali kamu lakukan sama Sarah. Kalau sampai kamu lakukan, aku tidak bakal pernah mengampuni kamu!” Aku terbangun, rupanya dalam tidurku aku memiliki mimpi Mbak Indah memperingatkanku mengenai Sarah, adiknya. Dan bus pun telah mulai masuk terminal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar