Halaman Khusus Untuk Pecinta Cerita Sex, Video Sex, dan Foto Sex

Hot Topic

Senin, 14 Mei 2018

Ngentot dengan Sahabat Istriku

Ada rekomendasi Poker Online dengan Winrate Tinggi Yaitu HEBOHQQ


BUKTI ID PRO HEBOHQQ

UNTUK LINK ID PRO KLIK DI SINI


Aku sedang menonton televisi di kamarku ketika Lusi keluar dari kamar mandi mengnikmatan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan
bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur Kita memang terdapat kamar mandi dan televisi, sehingga Aqu menonton televisi sambil tiduran.
Lusiberbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? Dia langsung mau tidur nih! Padahal Aku sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si “ujang”
sudah bangun menantikan jatahnya.
“Lusi! Koq langsung tidur sih?”
“Mm..?”
Lusi membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. kemaluanku semakin mengeras. Lusi mendekatkan wajahnya ke
wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman
sekali. Lusi mencium pipiku.
“Cupp..!”
“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.
Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aqu terbengong beberapa saat.
“Lusi! Lusii..!” Aqu mengguncang-guncang tubuhnya.
“Umm.. udah maleem.. Lusi ngantuk niih..”
Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal Aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan
penasaran minta jatah.
Begitulah Lusi. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya nikmat dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku
sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Lusi, entah kenapa
(menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun Kita menikah, sampai saat ini Kita belum punya anak.
Untuk pelampiasan, Aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Lisa bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Lisa untuk melayaniku.
Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, Aqu jadi tidak tega. Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Lisa. Siapa tahu dalam mimpi, Lisa mau memuaskanku? Hehehe..
Esoknya saat jam istirahat kantor, Aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana Aku bertemu dengan sisca, sahabatku dan Lisa semasa
kuliah dahulu. Kulihat Sicsa bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Sisca tidak punya adik. Ternyata setelah Kita
diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Sisca. Vio namanya. Heran juga Aqu, koq saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya
Kita makan satu meja.
Sambil makan, Kita mengobrol. Ternyata Vio seperti juga Sisca, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol
denganku. Ketika Aku menanyakan tentang Tandi (Kekasih Sisca, sahabatku semasa kuliah), Sisca bilang bahwa Tandi sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan.
“Paling juga disana dia main perempuan!” begitu komentar Sisca.
Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Tandi, dan bukan hal yang aneh kalau Tandi ada main dengan wanita lain disana. Saat Vio permisi untuk ke toilet, Sisca langsung bertanya padaku.
“Rik, loe ama Lisa gimana?”
“Baek. Kenapa?”
“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main perempuan. Koq bisa ya akur ama Lisa?”
Aku diam saja.
Yuk coba keberuntungan anda bermain kartu asli online Jawapoker88
Aku dan Lisa memang lumayan Akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari Aku minta jatah dari Lisa. Tapi
kalau Lisa dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan Aku
hanya dua kali dijatah Lisa. Jelas saja Aku selingkuh! Mana tahan? “Koq diem, Rik?” pertanyaan Sisca membuyarkan lamunanku.
“Nggak koq..”
“Loe lagi punya masalah ya?”
“Nggaak..”
“Jujur aja deh..” Sisca mendesak.
Kulirik Sisca. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Tandi. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.
“Cerita doong..!” Sisca kembali mendesak. “Sic.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” Aku memulai. Sisca kelihatan kaget.
“Eh? Loe jangan macem-macem ya Rik!” kecam Sisca. Aduh.., kelihatannya dia marah.
“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” Aqu sedikit panik. Tiba-tiba Sisca tertawa kecil.
“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”
Saat itu Vio kembali dari toilet. Kita melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu Aku kembali ke kantor.
Jam 5 sore Aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit Aku menunggu sebelum akhirnya telepon
genggamku berdering. Dari Sisca, menanyakan dimana Aku berada. Setelah bertemu, Sisca langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan
disana. Di jalan Sisca langsung menanyaiku tanpa basa-basi.
“Rikk, loe lagi butuh seks ya?”
Aqu kaget juga ditanya seperti itu.
“Maksud loe?”
“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Lisa kenapa?”
Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku. “Sic.. Lisa itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu.
Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!
Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”
Sisca tertawa.
“Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”
“Dia nggak marah koq. Lagi gue perkosanya nggak kasar.” “Mana ada perkosa nggak kasar?” Sisca tertawa lagi.
“Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”
“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Lisa lagi ya?”
“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”
Aku heran. Ternyata Sisca menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi Aku tidak menyadarinya.
“Sis, apartemen siapa nih?”
“Apartemennya Vio. Pokoqnya kita masuk dulu deh..”
Vio menyambut Kita berdua. Setelah itu Aqu menunggu di sebuah kursi, sementara Vio dan Sisca masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Sisca
memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika Aku masuk, si “ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Sisca dan Vio tidak memakai
pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang
bulat di depanku. Mimpi apa Aku?
“Koq bengong Rik? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Sisca lembut. Aku menurut bagai dihipnotis. Vio duduk bersimpuh di ranjang.
“Ayo berbaring disini, Mas Riki.”
Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Vio. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah buah dada Vio yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Vio langsung melucuti pakaian atasku, sementara Sisca melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya
Aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.
“Gue pijat dulu yaa..” kata Sisca.
Kemudian Sisca menjepit kemaluanku dengan kedua buah dadanya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya, benar-benar nyaman. Kulihat Sisca tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua buah dada Sisca yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.
“Nikmat kan, Rik?” Sisca bertanya.
Aku mengangguk. “Nikmat banget. Lembut..”
Vio meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam buah dadanya. Dia membungkuk, sehingga kedua buah dadanya menggantung bebas di depan wajahku.
“Rikk, perah susu gue ya?” pintanya nakal.
Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperang kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Vio merintih-rintih.
“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Riikk.. ahh.. ahh..”
Buah dada Vio terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Sisca menghentikan pijatan
spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”. “Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue
ya?” kata Sisca, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.
Aku langsung merinding kenikmatan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang”
telah berada di dalam mulut Sisca, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Sisca juga sesekali mengemut telur kembarku
sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Sisca benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat. Nikmatnya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan air mani.
“Sis.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”
Sisca semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku menyemprotkan air mani berkali-kali ke dalam mulut Sisca. Lemas badanku
dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada buah dada Vio pun akhirnya berhenti. Sisca terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga
menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.
“Aahh.. Sisca.. udahan dulu dong..!”
“Koq cepet banget keluar?” ledeknya.
“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.”
Aku membela diri.
“Oke deh, kita istirahat sebentar.”
Sisca lalu menindih tubuhku. Buah dadanya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Vio mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Sisca hingga akhirnya Aqu menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Sisca mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya.
Desahan Sisca semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Vio terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Vio mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.
Kali ini Aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja Aqu membalik posisi tubuhku, menindih Erna yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Sisca mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Sisca. Aku mulai mengocok maju mundur. Sisca melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Vio yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati Kita berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Sisca mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai
akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.
Kucabut batang kemaluanku dari kemaluan Sisca, dan langsung kuraih tubuh Vio. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, Aqu menggunakan jari-jariku
untuk mengobok-obok kemaluan Vio. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Vio mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur buah dadanya, kanan dan kiri. Vio meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.
Setelah kurasakan cukup merangsang Vio, Aku bersedia untuk main course.
Vio nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Kemaluannya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak
sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Vio merintih-rintih keras saat proses
penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan kemaluan Vio.
Hangat sekali, lebih hangat dari milik Sisca. Setelah itu kumulai menyodok Vio maju mundur.
“Mau Dapat Uang Dengan Main Kartu Online Seperti Poker, Kiyu-kiyu,ceme, Capsa? Buruan Daftar Diri Anda di Jawapoker88 dan Dapatkan Jackpot Dari Game Ini”
“Gue begini juga karena gue lagi pengen koq. Tandi udah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.” Sisca menjelaskan.
“Nggak masalah koq. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan.”
“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Tandi. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya
ama loe!”
Aqu diam saja. Sisca bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.
“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Lisa bingung lho!”
Aku jadi tersadar. Cepat-cepat mengambil pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah Sisca dengan Vio, Erna mengantarku kembali ke Citraland.
Disana Kita berpisah, dan Aqu kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Lisa menanyakan darimana saja Aqu sampai malam belum pulang.
Kujawab saja Aku habis makan malam bersama teman. “Yaa.. padahal Lisa udah siapin makan malem.” Lisa kelihatan kecewa.
Sebenarnya Aku belum makan malam. Aku lapar.
“Ya udah, Riki makan lagi aja deh.. tapi Riki mau mandi dulu.” Katakusambil mencium dahinya.
Lisa kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar