Kejadian ini terjadi belum lama.
Waktu itu aku sudah mempunyai istri dan seorang anak laki-laki yang sudah
bersekolah. Aku bekerja di salah satu perusahan besar di kota ku, dan aku
berposisikan sebagai kepala HRD di perusahaan tersebut. Dan kejadian ini terjadi
ketika ada karyawati baru yang pindah ke kantorku. Dia dipindah dari kantor
cabang ke kantor pusat yaitu kantorku tersebut.
Panggil
saja karyawati ini Nisa. Sedikit gambaran tentang Nisa, dia cantik, kulitnya
putih bersih, Nisa juga lumayan tinggi, sekitar 165cm dengan tubuh langsingnya
membuat aku curi-curi pandang meliriknya. Dari tubuhnya yang langsing itu,
ternyata Nisa sedang hamil muda. Nisa tak terlihat seperti wanita hamil, karena
Nisa menggunakan pakaian yang lumayan longgar. Dengan berbekal pengalamanku,
kala aku mengetahui kalau Nisa hamil aku malah senang dan aku akan terus
mendekatinya, karena bagiku wanita hamil muda kayak Nisa itu menambah ke
seksian nya dan membuat aku semakin bergairah.
Dengan
bermodal jabatanku yang lumayan tinggi, aku bisa bebas mendekati Nisa. Hari
demi hari, minggu demi minggu aku terus mendekati Nisa. Hingga akhirnya aku
bisa mengajak Nisa untuk makan siang di sebuah resto tidak jauh dari kantorku.
Setelah sampai resto, aku parkirkan mobilku, dan aku mulai melancarkan niat
awalku. Aku mendekatkan tubuhku ke Nisa, sambil berbincang aku mulai mengelus
rambutnya yang panjang sebahu dan Nisa pun diam saja.
Aku
beralih memijit lehernya pelan-pelan dan aku lihat Nisa mulai memejamkan mata
tanda dia menikmatinya. Saat Nisa memejamkan mata, aku beranikan diri untuk
mencium pipinya dan sesaat Nisa membuka matanya terkaget namun Nisa juga diam
saja dan menatapku penuh gairah. Melihat tatapan Nisa yang menggairahkan,
kemudian aku mendekatkan bibirku ke bibir Nisa dan akhirnya aku mencium
bibirnya yang mungil itu dan aku melumatnya.
Lumatan
bibirku tidak dibalas oleh Nisa. Nisa hanya terdiam, namun setelah beberapa
menit sepertinya Nisa menikmatinya kemudian tangannya merangkulku, memeganggi
leherku dan dibalaslah lumatan bibirku hingga kini aku dan Nisa saling melumat.
Sambil bergumam “Mmmbbhhh…” Akhinrya kami berciuman dengan hebatnya. Sebelum
akhirnya Nisa melepaskan ciumannya dan aku pun mengerti. Akhirnya kami turun
untuk makan. Bermain di Jawapoker88 menangkan jackpotnya
Beberapa
hari kemudian, aku melihat Nisa sedang melamun, seperti sedang ada yang
dipikirkannya, kemudian aku mendekatinya.
“Ada apa kamu Nis, kok melamun gitu,” tanyaku.
“Ada keluargaku yang sakit dan dirawat inap, aku ingin menengoknya namun suamiku selalu sibuk terus dengan urusan pekerjaannya,” jawab Nisa.
“Ya udah aku anterin Nis, gak usah kawatir, namun ada syaratnya yaaa,” kataku.
“Apa syaratnya?” tanyanya.
“Cuma ciuman seperti kemaren aja kok, gimana, oke yaaa???” kataku.
“Ada apa kamu Nis, kok melamun gitu,” tanyaku.
“Ada keluargaku yang sakit dan dirawat inap, aku ingin menengoknya namun suamiku selalu sibuk terus dengan urusan pekerjaannya,” jawab Nisa.
“Ya udah aku anterin Nis, gak usah kawatir, namun ada syaratnya yaaa,” kataku.
“Apa syaratnya?” tanyanya.
“Cuma ciuman seperti kemaren aja kok, gimana, oke yaaa???” kataku.
Namun
si Nisa hanya tersenyum melihatku. Kemudian kami bergegas menuju rumah sakit
tujuan. Di perjalanan aku terus menggoda Nisa dengan rayuanku, sempat sesekali
aku pegang pahanya yang mulus itu, karena Nisa menggunakan rok mini.
Singkat
cerita, kami selesai menjenguk keluarga Nisa yang sakit itu. Kemudian aku
mengajak Nisa untuk jalan-jalan namun aku tak tahu mau mengajak jalan kemana.
Akhirnya kami muter-muter tak tentu arah, hingga membuat hatiku semakin lama
semakin deg-degan tak karuan. Hingga aku beranikan untuk menagih janjinya tadi.
“Mau
dilakuin dimana niih Nis???” tanyaku sambil senyum.
“Terserah kamu aja,” jawabnya.
“Terserah kamu aja,” jawabnya.
Kemudian
aku mengarahkan mobilku menuju sebuah hotel. Aku sengaja mengarahkannya ke
hotel itu karena aku tahu kalau tempat itu sudah biasa digunakan untuk pasangan
mesum. Sesampainya di parkiran, suasana di sana sangat sepi sekali, namun aku
melihat ada dua mobil yang juga terpakir dan aku pikir mereka juga melakukan
hal yang sama. Setelah berhenti, aku malah melihat wajah Nisa seperti cemas.
“Kenapa
wajah kamu cemas gitu Nis?? kalo Nisa gak mau ngelakuin ini gak papa kok, kita
pulang aja,” ujarku.
“Gak papa kok, I’m fine and its oke,” jawabnya.
“Gak papa kok, I’m fine and its oke,” jawabnya.
Kemudian
aku mengajak Nisa masuk kamar yang sudah aku pesan. Sampai di dalam kamar,
tanpa peduli lagi aku langsung memeluk Nisa erat dan Nisa pun membalasnya lalu
aku langsung mencium bibir Nisa. Aku melumatnya dan Nisa pun membalas
lumatanku, hingga kita berciuman dalam posisi berdiri dengan durasi yang
lumayan lama. Sambil terus berciuman, tanganku mulai menjelajah tubuh Nisa.
Dari aku raba pinggang belakangnya, hingga aku pegang bokongnya yang kenyal
itu, sebelum akhirnya aku memegang susunya yang lumayan besar itu, dan aku
mulai meremas-remasnya.
Ciumanku
sekarang menjalar menuju leher dan juga telinga Nisa yang membuat Nisa mendesah
“Aaahh.. Aaahh.. teruuuss… Aaahh…” dan aku terus menjiatinya yang semakin lama
membuat Nisa bergumam “Sssshhhh…” dan Nisa pun sudah sange dan dia terlihat
melemas, kemudian aku menahan tubuhnya dan aku bopong Nisa kemudian aku
merebahkannya di ranjang.
Nisa
yang sudah dilanda birahi nafsu, dia mulai membuka bajunya. Terlihat Nisa sudah
pasrah dan memberikan tubuhnya untukku. Dan setelah Nisa membuka bajunya,
sekarang Nisa hanya menggunakan BH dan celana dalam saja. Woooowww… tubuh Nisa
sangat indah sekali, putih mulus, dan perutnya yang melembung menghiasi
pemandangan saat itu. Melihat wanita hamil muda kayak gini aku semakin
bergairah, kemudian aku mencium perutnya yang hamil itu, sambil tanganku yang
satunya mulai meremas susunya yang masih tertutup BH. Uuuuhhh… sungguh
sensasinya luar biasa banget. Tunjukan keberuntunganmu dengan bermain 388bola Online,
Raih uang sebanyak-banyaknya
Kemudian
aku mulai membuka BH-nya, dan aku lihat wooooww sungguh padat banget
payudaranya. Dan terlihat juga puting susunya yang sudah mengeras dan aku pun
langsung melumat puting susunya yang menggairahkan itu. Sambil tanganku yang
satunya mulai meraba celana dalamnya. Masih aku mainkan puting susunya dengan
lidahku, tanganku mulai menyentuh klitorisnya dari luar CD Tika yang ternyata
sudah becek.
Desahan-desahan
terus keluar dari mulut Nisa, dan aku masih terus melumat kedua puting susunya.
Namun sekarang tanganku sudah masuk ke dalam CD Nisa, dan aku langsung
menyentuh klitorisnya yang seketika membuat Nisa mendongkakkan kepalanya ke
atas sambil mendesah “Aaaagggghhhh…” Aku mulai mengocok klitoris Nisa hingga Nisa
mendesah semakin keras “Uuuggh.. Ugghh.. Niiikkkmaaattt…” Setelah puas dengan
kedua puting susunya, kemudian jilatanku turun menuju perut dan turun lagi
menuju vaginanya yang aku lihat sangat bersih sekali dan yang aku rasa vagina Nisa
lain daripada yang lain, karena vagina Nisa sangat wangi sekali. Lidah aku
terus menjilat vagina Nisa sambil tangan aku mengelus perutnya yang sedang
hamil.
“Uggghhh…
terus say… Uugghhh…” Nisa mendesah lagi dan saat itu juga masih sambil aku
jilati klitorisnya, aku masukkan jari tengahku ke dalam vagina NIsa
“Aaaarrgggg.. enaaaak… bangeeet.. saaaayyy…” gumamnya. Aku pun semakin
bersemangat, dan aku keluar masukkan jariku di vagina Nisa sambil terus
menjilati vaginanya yang harum. Nisa yang sudah terangsang hebat, mulai
memegang kepalaku dan menjambak-jambak rambutku.
Setelah
bebrapa lama, aku rasa Nisa akan keluar karena Nisa mulai melenguh panjang dan
menjepit kepalaku dengan pahanya. Dan benar, tak lama kemudian Nisa “Saaayyyy..
aku.. mau.. keluuuaararrr…” akhirnya Nisa keluar juga. Saat Nisa orgasme tangan
Nisa semakin keras menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke dalam vaginanya.
Aku pun memuaskannya dengan terus menjilati klitorisnya dan menjilati juga
cairan Nisa. Aaaahhh… nikmat banget aku rasakan.
Kemudian aku kembali ke atas menuju
wajah Nisa dan aku mencium bibirnya kembali sambil berpelukan. Dan Nisa pun
berbisik di telingaku, “gantian aku puaskan kmau ya sayang.” Aku pun tersenyum
dan mengangguk, kemudian aku membaringkan tubuhku di sebelah Nisa dan tangan Nisa
langsung memegang penisku, dan tak lama Nisa langsung mencium kepala penisku.
Sejenak Nisa menciumi kepala penisku sambil lidahnya bergoyang-goyang menjilati
batang kontolku. Nisa pun membasahi kontolku dengan ludahnya dan sesekali
mengocoknya. Lidahnya juga menari hingga buah zakarku pun tak lepas dari
jilatannya, dan membuatku melayang keenakan sampai aku mendesah kenikmatan.
Aku
yang sudah keenakan kemudian memegang kepala Nisa dan kukatakan, “cukup yaaa,
nanti kalau lama-lama malah bisa meledak di mulut Nisa” namun Nisa menjawab,
“biarin meledak di mulutku, aku juga ingin merasakan pejumu.” Waaah hanya
dengan mendengarnya saja, gairahku semakin meningkat, kemudian aku mengangkat
tubuhnya dan aku mulai melumat bibirnya dan aku balikkan tubuhnya hingga
sekarang Nisa terlentang.
Terus
aku berdiri dan aku mulai mengarahkan kontolku ke vagina Nisa. Pelan-pelan aku
mulai memasukkan kepala kontolku ke vaginanya. Sambil memasukkan kontolku, aku
melihat perutnya yang hamil itu, sungguh sexy sekali Nisa ini. Dan dengan
sedikit dorongan “Bleeeeeeeeesssssss……” kontolku sudah tenggelam di vagina Nisa
disertai dengan desahan Nisa.
Nisa
mulai memegang pinggangku dan desahannya “Aaagghh.. terus.. sayaang.. yang..
kuaaatt.. saaaay..” Kontolku mulai ku keluar masukkan vaginanya. Sungguh sempit
sekali vagina Nisa, hingga aku rasakan seperti ada yang mencengkram kontolku
sampai aku merasa keenakan banget. Karena Nisa hamil, aku pelan-pelan menaik
turunkan badanku memompa vagina Nisa. Setelah beberapa saat aku rasa posisi ini
kurang nikmat, kemudian aku mengambil bantal untuk mengganjal pantat Nisa agar
vagina Nisa bisa lebih ke atas dan aku bisa memompanya dengan bebas.
Dengan
tempo yang aku jaga, disertai elusan, rabaan, dan ciuman-ciuman dariku. Nafsu
di antara kami semakin kuat, apalagi sesekali aku cium ketiaknya yang putih.
“Agh.. agh.. ag.. geli sayang,” katanya. Lalu badan Nisa mulai menegang dan
tangannya tambah erat mengcengkram lengan aku tanda dia mau orgasme untuk yang
kedua kalinya. Gerakan aku percepat, tambah cepat dan aku merasa kalau aku juga
sudah dekat ujung. “Oooouuuggghhh… Enaaaakkkk… Saaaayyyaaanggg…”
Waktu
merasa aku mau keluar, aku langsung lumat bibirnya dan Nisa tambah keras
mencengkramku.
“Aahhhhhhh… Sayaaaang… Aku mau meledak Saaay,” kata Nisa.
“Aku juga mau keluar Nis,” kata aku.
“Aahhhhhhh… Sayaaaang… Aku mau meledak Saaay,” kata Nisa.
“Aku juga mau keluar Nis,” kata aku.
Akhirnya
“Croooottt… Croooottt… Croooottt…” meledak lah kami berbarengan, peju yang aku
tahan sejak tadi membasahi dalam vagina Nisa. Rasanya melayang sewaktu aku
orgasme. Aku lumat dengan nafsunya bibir Nisa yang mungil dan sexy itu. Dan
kupeluk Nisa, kuciumi perutnya. Bermain di Jawapoker menangkan
jackpotnya
Kemudian
Nisa berkata, ”enaaaak banget tadi
saaaayyy…”
“Iya sayang, Aku juga sangat nikmat sekali,” kata aku.
“Iya sayang, Aku juga sangat nikmat sekali,” kata aku.
Setelah
kita puas berpelukan, kitapun mandi bareng. Aku sabunin badannya dengan lembut,
dan daerah yang paling lama aku sabunin adalah daerah perutnya. Aku usap
lembut, dengan gerakan memutar, turun naik, aku nikmatin sensasinya.
Kemudian
Nisa bertanya, ”kamu suka perut ku ya?”
”Iya Nis, aku suka dengan wanita hamil,” kataku.
“Nanti kalo aku sudah melahirkan, kamu masih suka nggak sama aku?” tanyanya.
“Pastinya aku akan selalu suka denganmu dan aku siap saja. Aku akan memuaskanmu lagi Nis,” jawabku.
Kemudian aku mencium
bibirnya dan aku basuh badannya dan setelah aku keringkan dengan handuk, pakai
baju and aku ajak dia balik ke kantor. Setelah kejadian itu, kira-kira sekitar
10 kali aku berhubungan Sex sama Nisa sampai akhirnya Nisa melahirkan. dan
setelah Nisa melahirkan, kami juga melakukannya lagi, namun tak sesering saat Nisa
hamil.
”Iya Nis, aku suka dengan wanita hamil,” kataku.
“Nanti kalo aku sudah melahirkan, kamu masih suka nggak sama aku?” tanyanya.
“Pastinya aku akan selalu suka denganmu dan aku siap saja. Aku akan memuaskanmu lagi Nis,” jawabku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar