Dalam kisah ini aku ingin
menceritakan kisahku sendiri, dimana aku tidak mampu untuk aku pendam sendiri.
Sebagai seorang wanita sudah sepantasnya di usiaku yang sudah menginjak 30
tahun sudah menikah atau setidaknya sudah dapat menikmati hubungan intim
seperti dalam cerita sex, tapi hal itu belum pernah aku lakukan karena aku
begitu pemalu dan juga begitu dingin pada setiap pria yang mencoba mendekati
aku.
Aku
memang merasa kurang percaya dengan bobot tubuhku, yang beratnya 55 kg
sedangkan tinggiku berkisar 155 cm. Sebenarnya banyak yang bilang kalau tubuhku
terlihat sintal dengan berat seperti itu, tapi aku merasa kegemukan dan merasa
kurang percaya diri. Bahkan temanku bilang kalau aku memiliki wajah yang begitu
cantik dia menyuruhku untuk membuang rasa kurang percaya diriku.
Hingga datang seorang tetangga
baru, dia seorang duda dengan anaknya yang masih balita. Namanya Leo karena dia
kelihatan masih muda akupun memanggilnya mas Leo, akupun mendengar dari mama
kalau usianya memang masih 37 tahun. Dan di tinggal mati istrinya serta memilih
pindah untuk tidak berlarut-larut mengenang dan memilih untuk tinggal di tempat
yang baru.
Hingga diapun membeli rumah yang
sebelumnya memang di huni keluarga Syahputra tetangga lamaku, karena mamaku
memang sebagai RT di komplek ini mas Leo pun sering bolak balik rumahku untuk
mengurus kepindahannya hingga akhirnya kami pun saling mengenal. Ketika aku
main ke rumahnya untuk mengantar berkas yang disuruh oleh mama aku pun mengenal
putri kecilnya yang begitu manis dan lucu.
Shintya namanya umurnya masih 4
tahun tapi dia begitu menggemaskan, aku yang memang tidak memiliki adik ataupun
keponakan yang masih kecil. Akhirnya sering main dengan Shintya walaupun
awalnya aku tidak menyangka sama sekali kalau akhirnya aku akan melakukan
adegan seperti dalam cerita hot dengan papanya mas Leo, padahal di antara kami
tidak pernah terucap kata cinta sama sekali.
Hari itu kami baru datang dari
jalan-jalan di sebuah pantai karena kami memang pergi bertiga, sampai di rumah
mas Leo akupun merasa kecapekan dan tertidur disana. Awalnya aku tertidur di
sofa ruang tengahnya tapi ketika aku membuka mataku ternyata aku sudah berada
di dalam kamarnya, aku kaget segera aku bangun dan hendak meninggalkan kamarnya
mas Leo.
Tiba-tiba dia datang ke dalam
kamarnya “Hei sudah bangun…” Katanya padaku akupun menjawab “Iyaa… mas” Kataku
singkat dan segera menuju pintu kamar, tapi kakiku kesandung kaki mas Leo
mungkin karena aku gugup belum pernah di dalam kamar seorang pria, berdua pula
untungnya mas leo begitu sigap langsung memegang tubuhku hingga aku tidak
terjatuh.
Namun saat itu juga mata kami
saling beradu dan dengan jarak yang begitu dekat. Tanpa aku duga sebelumnya mas
Leo kemudian mencium bibirku yang langsung bergetar hebat kala itu, tapi mas Leo
mungkin tahu kalau aku tidak ada pengalaman sama seklai tentang hal itu karena
itu dia perlahan mencium lalu melumat bibirku. Sedangkan aku seperti patung
yang tidak mampu berkutik.
Sampai akhirnya akupun tidak
sadar kalau mas Leo sudah mengangkat tubuhku lalu mebaringkannya di atas tempat
tidur. Dia berbisik padaku “Sayaang mau tidak kamu menjadi mama dari anakku…?”
Sebagai wanita dewasa yang belum pernah mendapat perlakukan seperti ini dari
seorang pria akupun menjadi tersipu malu tapi aku juga begitu senang mendengar
kata-kata mas Leo tadi.
Diapun kembali mendaratkan
bibirnya pada bibirku sambil tangannya menyentuh bagian sensitifku
“OOouuggghhh… eeeuuuummmccchhhh… aaagggghhh… aaagggghhh… aaagggghhh …
aaaaagggghhhhh..” Kataku padahal baru bagian leher saja yang di sentuh mas Leo
dengan bibirnya tapi aku sudah tidak kuat menahannya apalagi kini bibir mas Leo
semakin kebawah.
Begitu sampai di depan buah
dadaku dia perlahan mendaratkan bibirnya pada gundukan dadaku itu
“Ooouuuwwwww…. aaagggghhh.. aaagggghhh… maaaasss… aaagggghh…” Mas Leo akhirnya
melakukan inti dari permainan ini ia lepas bajuku dan aku hanya bisa melihatnya
bahkan aku memang mengharapkan hal ini, karena nikmat yang kuarasakan baru kali
ini aku tahu.
Perlahan namun pasti mas Leo
mengacungkan kontolnya pada memekku “Oouuwww… pelaaan maaas.. aaaku beluuum
pernaaaah… aaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaggghh… aaaggghhhh…” Akhirnya akupun
tidak dapat berkata apa-apa lagi yang ada hanya kenikmatan dan kenikmatan yang
tiada tara, mas Leo tersenyum kemudian dia kembali memelukku sambil terus
menghentakan kontolnya.
Hingga tidak lama kemudian akupun
mendengar dia mengerang keras bahkan sampai mendongakan kepalanya
“OOouuugggggghhhh… uuugggghh… uuuggghhh… sayaaaaang… aaaaagggghh… aaaggggggghh…
aaaggghhh…” Diapun mencium wajahku berulang kali dan akupun tahu kalau dia
sudah mencapai klimaks sedangkan aku sendiri tidak tahu kapan mencapai puncak
kenikmatan itu.
Karena dari tadi aku sudah
merasakan kenikmatan yang begitu tidak dapat aku ungkap pada kata-kata. Mas Leo
memeluk tubuhku dan aku tidak malu lagi untuk melakukan hal yang sama padanya,
sejak saat itu kami menjalin hubungan bahkan mas Leo berencana segera
menikahiku karena dia takut kalau sampai aku hamil. Karena kami sering
melakukan hal itu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar